Bundacerdas

Foto saya
Bundacerdas yang berhasil peroleh tambahan penghasilan demi buah hati

bisnis sambil ngantor dengan modal awal Rp 49.900,-

Rabu, 19 Juni 2013

saya dan oriflame (1)

Saya terlahir BUKAN dari keluarga kaya.
Kaya disini artinya terbiasa menggunakan pakaian bermerk, terbiasa investasi emas/berlian, terbiasa menggunakan mobil jepang/eropa keluaran terbaru, terbiasa liburan ke tempat-tempat favorit di indonesia ataupun luar negri.
Duluuuu jaman saya usia remaja BELUM ada handphone/smartphone seperti saat ini.
Bahkan komputer yg sudah saya pelajari sejak SMP harganya MAHAL sekali, sekitar 20juta'an.

Saya terbiasa melihat ayah & ibu bekerja keras & kerja cerdas untuk kami.
Saya terbiasa jika ada om (adik ibu) datang dari samarinda ke rumah kami di balikpapan, di akhir pekan, bahagia banget rasanya diajak jalan-jalan ke Plaza Balikpapan sekadar berkeliling kemudian berakhir makan di es teler 77. Belanja baju? cukup 1 kaos H&R.


Tia kecil terbiasa dengan uang saku Rp 1000,- untuk jajan 1 minggu di sekolah dasar.
Yaaa...dulu 1 porsi buras hanya Rp 100,-.
Yaaa...dulu 1 porsi nasi uduk hanya Rp 100,-
Bagi saya yang anak 90an...kebahagian di masa itu cukup sederhana.

Sampai pada akhirnya saya dewasa & berumah tangga.
Wajar ya jika mengimpikan rumah tangga yang bisa membuat kita aman & nyaman.
Wajar ya jika mengimpikan rumah tangga yang masa depannya cerah dari sisi finansial.
Perjalanan yg saya lalui berbatu & berliku.
Bukan dari pihak luar yang tidak saya kenal.
Justru bebatuan & lika-likunya kehidupan baru saya sebagai istri saya peroleh dari keluarga baru.
Penyesuaian diri yang butuh kesabaran luar biasa menurut saya.
Sifat tenggang rasa, memahami maksud dari ucapan tiap individu yg saya temui, memaklumi pola pikir yg sudah terbentuk saat mereka dewasa, dll.
Bersyukur saya masih memiliki orang tua, adik & keluarga yg full support.
Bersyukur saya yg tidak jenius ini berhasil menyelesaikan amanah orang tua dalam menyelesaikan pendidikan.
Bersyukur saya sebagai anak sudah berHASIL meneruskan cita-cita orang tua.
Sehingga saya TIDAK berpangku tangan di saat kondisi suami terpuruk.
Sehingga saya TIDAK berpangku tangan berharap menikmati rumah mertua (saat itu kami belum punya rumah & yg terdekat rumah mertua) & fasilitas apapun dari mertua.

Yap!!!
Saya sampai pada titik saya harus FOKUS pada tujuan saya untuk bahagia.
Saya sampai pada titik "jika bukan saya, siapa lagi yg BISA membantu kehidupan saya."
Saya sampai pada titik "saya BUTUH uang untuk membiayai kehidupan saya & keluarga di dunia."

Alhamdulillah saya bertemu dengan bisnis MLM oriflame.
Berawal dari pendaftaran Rp 49.900,- & scan/foto KTP yg masih berlaku.
Bisnis yang BISA saya jalani 80% online & offline.
Bisnis yang BISA saya jalani tanpa meninggalkan waktu bermain & mendampingi tumbuh kembang anak.
Bisnis yang BISA saya jalani tanpa meninggalkan peran saya sebagai pegawai di instansi pemerintah bahkan bisnis oriflame sudah BISA mendukung karir saya sebagai pegawai.
Bisnis yang BISA tetap saya jalani saat saya sedang di luar kota.
Bisnis yang BISA tetap saya jalani dengan bermodalkan katalog 20pcs Rp 44.900,- tiap bulannya.
Bisnis yang BISA tetap saya jalani dengan bermodalkan modem bulanan Rp 25.000,- ataupun menikmati wifi GRATIS'an di rumah adik atau tempat umum.
Bisnis yang BISA tetap saya jalani TANPA harus berfikir keras menganalisa sesuai keilmuan saya...hihihi.
Bisnis yang BISA mengantarkan saya bertemu dengan orang-orang yang berfikir OPTIMIS , MAU usaha , MAU belajar , MAU capek untuk meraih impian membahagiakan orang-orang yg disayangi.
Bisnis yang mengantarkan saya memiliki UANG saku untuk pertama kalinya berlibur ke lombok.
Bisnis yang Insya Allah BISA menjadi modal investasi bagi masa depan saya & keluarga.

MAU cepat kaya?
INGIN memliki percepatan keNAIKan gaji?
Mulailah berBISNIS dari detik ini juga.
Jika berminat mengikuti aktivitas sy bergabung di oriflame, silahkan isi data online di:
www.daftardbcn.com/?id=astia
SMS saya di 081370592603
FB: dewiyustiarini
twitter: tiayusri
e-mail: dewiyustiarini@gmail.com

Salam sukses untuk teman-teman semua.






Selasa, 18 Juni 2013

Kisah

Hanya berbagi pengalaman pribadi. Kita hidup di dunia bukan sendirian.
Ada orang lain entah itu sodara, ipar, bahkan orang yg belum dikenal sekalipun selalu menjadi pengamat & memberi komentar yg merasa dirinya lebih baik dari orang yg dikomentari.
Hidup itu selalu ada POSITIF & NEGATIF.
Ibarat di permainan basket saja, jika pun kita main sesuai aturan, tidak tertutup kemungkinan kita akan dijegal lawan.

Silahkan dibaca saja kisah-kisah sahabat berikut ini:

Teringat seorang sahabat (A) bercerita perihal pembedaan antara jalan masuk/keluar & lokasi parkir untuk kendaraan roda dua dan roda empat di salah satu instansi. Sahabatku ini sedikit kurang setuju. Karena letak parkir kendaraan roda dua yang jauh dari gedung kantor tempat rekannya bekerja. Belum lagi jika rekannya tersebut hendak menuju ruangan tertentu harus berjalan lagi dan menaiki tangga (di saat lift rusak). Sementara yang menggunakan roda empat dapat memparkirkan kendaraan tepat di area parkir gedung kantor. Menurutnya terjadi pengkotak-kotakkan status sosial antara pegawai yang bermobil dan pegawai yang bermotor. Penghargaan terhadap fasilitas lebih diberikan kepada mereka yang membawa kendaraan roda empat.


Lain lagi cerita sahabat (B) yang saya terima beritanya dari orang-orang yg suka mengamati kehidupan orang lain & berkomentar. Sahabat (B) awal mula masuk kerja menggunakan angkot. Bahkan pakaiannya pun sempat ditegur oleh rekannya karena dinilai kurang pantas untuk digunakan saat bekerja.
Akhirnya sahabat (B) menyesuaikan diri dengan kantor tempatnya bekerja. Sahabat (B) mulai menggunakan mobilnya & menggunakan pakaian yang menurut rekannya tersebut pantas. Sayangnya tidak semua orang menilai langkah sahabat (B) ini baik. Adaaaa saja omongan negatif yang digunjingkan orang.
Terdengar nyanyian negatif tersebut menilai sahabat (B) pamer kekayaan, tiap bentar gonta ganti mobil, tiap bentar berbaju baru ke kantor. Kalo memang sahabat (B) mampu, kenapa mesti berkomentar negatif ya...lebih baik diam saja.

Cerita sahabat (C) seorang anak orang dari keluarga terpandang di suatu daerah. Memang keluarga mereka dikenal orang kaya. Bahkan teringat saya mobil mercy keluaran terbaru (kata orang baby-benz...entahlah saya tidak mengikuti merk eropa tersebut) belum dimiliki orang lain di kota tersebut, mereka sudah punya. Ada seorang teman saya yg berpesan bahwa anak-anak dari keluarga orang kaya itu sombong.
Saya...seperti biasa...tidak terlalu memikirkan omongan orang yg nyampe di telinga, apalagi kalo omongan tersebut negatif. Sampai pada satu ketika saya dipertemukan dengan sahabat (C). Kami sempat 1 bangku di masa SMA. Bahkan sampai saat ini pun kami masih berkomunikasi. Pendapat negatif teman sebelumnya TIDAK terbukti. Sahabat (C) justru orang yg apa adanya. Sahabat (C) memang mampu membeli segala sesuatunya yg bermerk. Sahabat (C) memang mampu berjalan-jalan keluar negri ataupun tempat liburan terkenal di indonesia dengan mudah. Karena memang sahabat (C) ini mampu. Sahabat (C) mampu karena memang semua yg dimilikinya adalah hasil kerja keras dia & keluarga. Saya yang bukan dari keluarga kaya yaaa harus tau diri saja agar silaturahmi kami tetap berjalan baik sesuai porsi masing-masing.

Ada lagi cerita sahabat (D) seorang anak pejabat di suatu daerah. Banyak teman-teman yang segan mendekati & bicara ke sahabat (D). Maklum anak pati dibandingkan saya yg anak pamen yaaa jauh sekali bedanya antara dia di langit & saya di bumi. suatu kebanggaan & kebahagiaan tersendiri saat diundang kerumahnya untuk acara tahun baru atau bahkan sekadar main sepulang sekolah. Sampai saat ini saya masih berkomunikasi dengan sahabat (D). Bahkan tiap akhir pekan saya bisa melihatnya di televisi. Ada hal yang saya jadikan poin untuk kehidupan saya saat ini. Hobi atau kegemaran apapun itu asalkan positif, jika ditekuni, dijalankan dengan serius & baik, insya allah ke depannya akan bisa menghasilkan & menjadi modal untuk diri pribadi & bermanfaat untuk orang banyak. Terkadang terucap dalam hati ini betapa beruntungnya jadi sahabt (D). dia itu sama dengan sahabat (C), mampu pergi ke negri manapun di dunia ini dari duitnya sendiri, tapi sekarang malah dapat kerjaan yang membiayai perjalanannya travelling. intinya uang pribadinya masih bisa tersimpan & dia bisa jalan-jalan gratis karena kerjanya memang liputan travelling. seruuuu...seruuuu.

Cerita sahabat (E) dimasa saya masih umur sekolah dasar. Dia anak seorang pimpinan BUMN di suatu daerah. Kalo dilihat dari ekonomi keluarga, pastinya dia orang yang mampu secara finansial. Tapiii...ternyata ada ilmu yang diterapkan di rumah tersebut. yaitu jika sahabat (E) menginginkan sesuatu semisal membeli sepatu, dia harus bekerja terlebih dahulu. Berhubung masih sekolah dasar, kerjaanya gak sulit. hanya menyusun baju yang sudah disetrika ke dalam lemari masing-masing pemilik baju. tiap helai baju ada nilai rupiahnya. dalam 1 minggu dia bisa membeli sepatu yang diimpikannya. seruuu juga yaaa. anak pejabat yang TIDAK dibiasakan minta-minta ke orangtua jika menginginkan sesuatu.

Ini hanya 5 dari kisah sahabat yang saya tuliskan.
Mohon jangan di baca dengan hati iri dengki.
Keluarkan sisi positif kemanusiaan diri pribadi.

Tidak semua yang diceritakan pribadi manusia bersifat menyombong.
Harus kita lihat siapa yang berbicara.
Kalo X biasa makan siang Rp100.000,-/porsi & Y biasa makan siang Rp20.000,-/porsi;
bukan berarti X sombong & bukan berarti Y melarat.
Hanya kebiasaan menjalani hidup dalam menikmati hasil kerja masing-masing bagi X dan Y.
Jika ingin seperti X, lihat lagi hal apa yg dikerjakan X sehingga dia BISA berprestasi.
Ada kesempatan untuk Y jika ingin keluar dari zona nyaman & hidup seperti X.
Tapi kalo Y memilih tetap di zonanya saat ini, biarkan waktu yang berbicara.
Biarkan alam yang menyeleksi.
Kenapa?
Biasanya orang akan mengubah pola pikir jika sudah BUTUH duit.

Salam sukses untuk teman-teman semuanya.
Mohon maaf sekali lagi ini hanya berbagi pengalaman hidup apa adanya tanpa bermaksud menggurui.




Minggu, 02 Juni 2013

Cara saya meminta RESTU orangtua

Semangat pagiiiiii!!!
Kali ini saya hendak menuliskan pengalaman saya saat pertama kali meminta doa restu dari orangtua & suami untuk memulai bisnis MLM oriflame.

Apa yang melatarbelakangi tulisan ini?
Masih banyak kalangan anak muda yang sudah memiliki KTP.
Yang katanya kalo sudah punya KTP itu sudah dewasa, namun masih belum KUAT mewujudkan IMPIAN.
Kok BISA gitu?
Menurut saya, keKUATan mewujudkan IMPIAN akan mengalahkan kekhawatiran, larangan, keragu-raguan dari orang sekeliling yang sebenarnya mereka semua itu sayang pada diri kita dan takut jika kita gagal, kita sendiri akan kecewa. Mereka takut melihat kita KECEWA.


Bagaimana cara menghadapinya?
Yakin pada diri sendiri dengan...
Diawali dengan keKUATan IMPIAN.
Diawali dengan mempelajari semua sisi positif dan negatif bisnis.
Ini BISNIS.
Pasti HARUS siap UNTUNG dan siap juga untuk RUGI.
Jika UNTUNG, bersyukurlah kepada Tuhanmu dan jaga hubungan baik antara konsumen serta tim kerjamu.
Jika RUGI, bersyukurlah kepada Tuhanmu dan jangan bersedih terlalu lama, segera bangkit kembali untuk memperbaiki strategi bisnismu.

Pengalaman saya mengawali oriflame dengan doa restu.
Saya bergabung di bisnis ini karena berfikir modal awal pendaftarannya masih dalam kemampuan saya Rp 39.900,- (sekarang Rp 49.900,-)
Saya bergabung di bisnis ini karena berfikir saya sudah bosan buka facebook update status yang itu-itu saja.
Saya bergabung di bisnis ini karena berfikir saya harus mencoba kegiatan baru diluar rutinitas saya selama ini.

Terus setelah saya mendaftar, selanjutnya apa?

Saya ceritakan pada suami.
Suami saya hanya berkata: "ya gpp. kan tia punya gaji sendiri untuk diputar sebagai modal. terserah saja."
Okeh!!! Artinya suami setuju walopun sepertinya dia gak mau terlibat langsung...hihihihi.

Kemudian saya ceritakan pada ibunda.
Kalian tahu, ibunda saya pasca stroke yang keseharian berkursi roda, berjalan pun kepayahan, bicara pun sudah tidak lancar.
Saya menceritakan bahwa saya sudah bergabung di bisnis Oriflame.
Saya ceritakan bahwa saya MAU gabung karena saya INGIN punya kegiatan baru diluar rutinitas saat itu.
Saya ceritakan bahwa bisnis ini menjanjikan HASIL yang besar namun dengan modal yang murah (< Rp 700.000,- untuk back up orderan target poin tiap bulan).
Saya MAU punya tambahan uang agar tidak pusing lagi menghitung sisa gaji untuk sekadar isi bensin dan bayar tol.
Saya minta doa restu dari ibunda.
Sambil berlinang airmata karena terharu anak sulungnya MAU kerja , ibunda merestui.

Selanjutnya saya ceritakan pada ayahanda.
Ayahanda sempat ragu...
Ayahanda sempat melarang...
Saya tanyakan apa sebabnya? beliau khawatir saya gagal kemudian saya kecewa. Beliau khawatir bisnis MLM oriflame ini sama seperti MLM "nakal" lainnya yang hanya menjanjikan duit banyak tanpa kerja tanpa ada barang yang diperdagangkan.
Saya yakinkan ayahanda bahwa Oriflame ini NYATA:
a. Barang yang diperdagangkan ada wujudnya.
b. Keuntungan yang diberikan ada dua. yaitu keuntungan langsung dari penjualan barang sebagai konsultan/member & ada keuntungan seperti layaknya gaji atau jenjang karir pegawai kantoran.
c. Jam kerjanya tidak mengganggu ritinitas saya sebagai pegawai dan merawat/mengasuh anak.

IMPIAN saya hanya satu: MANDIRI secara finansial.
Dengan saya memiliki UANG, Insya Allah saya BISA meneruskan cita-cita orangtua yaitu membangun masjid & naik haji...aamiin.
Dengan saya memiliki UANG, Insya Allah saya BISA berbagi LEBIH banyak lagi pada sesama manusia yang membutuhkan.
Dengan saya memiliki UANG, Insya Allah hidup saya TIDAK menyusahkan orang lain, TIDAK menjadi beban pikiran orang lain karena tiap hari adalah tanggal gajian untuk saya.

Jadi intinya...
kedewasaan usia memiliki KTP adalah bagaimana kita memperKUAT IMPIAN & meyakinkan orangtua/keluarga bahwa kita SIAP untuk menerima risiko baik/buruknya.
Kuncinya FOKUS & KONSISTEN, nikmati PROSES menuju SUKSES, jangan lupa berDOA.
Insya Allah ada HASILnya!!!

Go SM untuk hadiah Ulangtahun ibunda di 2013 ini...di aamiini ya teman-teman...aamiin.