Bundacerdas

Foto saya
Bundacerdas yang berhasil peroleh tambahan penghasilan demi buah hati

bisnis sambil ngantor dengan modal awal Rp 49.900,-

Selasa, 31 Januari 2012

renungan Januari 2012

Masiiiiih 31 Januari 2012.
Gak terasa 1 bulan pertama sudah di penghujung waktu.
Apa yaaa yang bisa aku dapat sebagai hikmah bulan Januari 2012???

Kantor pertama... alhamdulillah ditunjuk jadi ketua panitia UAS.
Alhamdulillah berkat kerjasama dan pengertian tim, semua berjalan lancar.
Ada yang protes/tidak puas? pastinya!!! namanya juga manusia. wajar lah.
Tapi semua bisa di handle dengan solusi terbaik.
Selesai deh semester ganjil tahun ajaran 2011/2012.

Kantor kedua...
sediiiiiih.
kenapa?
target C1 2012 untuk ke level manager ... kandas.
Kurang action nih dari aku.
Padahal direktur udah baek banget selalu siap siaga di FB n milis.
Tapi harus semangat lagi untuk C2 2012.

Shafa...
naaaaah ini yang menyenangkan.
Selesai jadi panitia dan mengumpulkan nilai, aku istirahat di cibubur.
Liburan imlek juga...haha.
Shafa ketemu oma-opa, mama meli, daaaaan aa ayah.
senaaaaang liat shafa tersenyum.
senaaaaang dengar celoteh shafa absen semua orang yang dikenalnya.
senaaaaang liat shafa bisa berjalan di atas rumput di rumah opa.
senaaaaang liat shafa berenang dan berlibur bersama orang-orang yg sayang shafa.
Kapan lagi ya Nak, bunda bisa memberikan kebahagiaan ini?
semoga segera ya kita bisa berkumpul tiap hari dengan opa-oma, mamel, aa ayah.

Keluargaku semangatku.
terinspirasi kembali niatku memiliki dua kantor.
Insya Allah di C2 2012 lebih membahagiakan lagi dari C1 2012.
Selamat datang bulan yang katanya bulan kasih sayang...

Minggu, 29 Januari 2012

mesti banyak sabar

Hmmm...arti sabar untuk tiap orang beda-beda ya tergantung dari hal-hal yang dihadapi.
Kalo aku...biasa sebenarnya, persoalan antara kerja di bandung dan rumah di cibubur.
Bukan soal 2 (dua) dapur, tapi lebih ke perasaan meninggalkan orang tua di cileungsi, memisahakan (untuk sementara) shafa dengan Opa-Oma, mamel, serta ayah Aa.
Beraaaaaaat banget!!!
mestinya malam ini aku udah di bandung karena senin pagi jam 8 rapat di kantor pertama.
Tapi aku memilih untuk mengalah dan mendahulukan temu kangen (sekali lagi) antara opa-oma, mamel, ayah Aa , dengan Shafa.
Besooooook harus dan mesti berangkat subuh.
Semoga aku dikuatkan untuk menyetir sendiri di tol purbaleunyi.
Bismillah aja deh ya!!!

Ada rasa bersalah karena memisahkan Shafa dengan lingkungan yang membuatnya nyaman.
Tapi, ...mau gimana lagi ya!!!
situasi dan kondisinya memang belum kondusif untuk aku setiap waktu berdekatan dengan lingkungan nyaman Shafa.
Ada yang menyarankan untuk membeli ruah di bandung. Ahaaa!!! mana cukup dari duit PNS. Loe suruh gue korupsi ya?!?!!!!!
Di satu sisi aku pengen aja berhenti dari kantor pertama.
Tapi di sisi lain aku masih berpikir belum ada income pengganti jika aku resign dari kantor pertama.
Duluuuuuu aku memang bercita-cita jadi dosen, meraih gelar doktor, blablabla untuk karir.
Setelah punya anak, melihat kondisi lingkungan sekitar, fyuuuuh...ingin selalu di masa kecil anak-anakku untuk bisa mendampingi hari hari mereka.
Ibunda yang sakit, ayahanda yang semakin lanjut usia.
Karir menjadi nomor kesekian.
Ingin menangis hati ini untuk mengurangi beban pikiran dan perasaan.
Mengharap aa asep untuk membantu meringankan sedikit beban pikiran, rasanya mustahil.
Kenapa? aa mah kalo di rumah lebih banyak tidur dari pada bangunnya.
Selalu saja beralasan ngantuk dan capek.
Coba ya dibandingkan dengan aku.
Bangun pagi urus rumah, masak, urus anak, kerja dua kantor, rasanya tidur 6 jam sehari sudah bersyukur.
Gak perlu sampe 8 jam ataupun lebih.

Siapa manusia yang bisa bantu aku????
doaku selalu ke Allah SWT untuk minta dikuatkan dan diberi pencerahan agar mulai terlihat solusi meringankan beban pikiran dan perasaan ini.
Semoga di pertengahan tahun, aku BISA menemukan income pengganti dari kantor keduaku untuk mulai nasib kantor pertamaku.
Semua ini kulakukan untuk melihat kebahagiaan Shafa berkumpul degan oma-opa, Mamel, dan Aa ayah.

Rabu, 25 Januari 2012

inspirasiku pagi ini

Pernah sekolah dong ya!!?!
Di jaman yang serba canggih sekarang ini dengan ada facebook/twitter, BB, dll, gak akan heran kita bsa ketemu kawan/sahabat semasa sekolah dulu.
Kenapa semasa sekolah dulu?
Karena di tahun aku SD seitar 90an, belum ada tuh yang namanya HP.
Komputer dalam bentuk CPU belajarnya aja di SMPN 1 Balikpapan.
Inget banget dulu bantuin Ibunda membuat daftar nama pasien untuk menagih pembayaran.
Sekarang...komunikasi canggih banget.
Dulu kecil-kecil usia sekolah mana kepikiran udah gedenya bakal beneran jadi apa.
Tapi sekarang kalo diingat lagi...hihihi...beberapa kawanku semasa kecil, semasa sekolah, sudah berhasil dalam menjalani hidupnya.

Pagi ini inspirasiku datang dari teman sekolah ku semasa SD --> Katri Ayu Wulandari.
Aku terinspirasi apa?
Rumah jeunk Katri ini...weleh...weleh..., menurut aku buagus banget.
Gabungan tradisional dan modern.
Sukses selalu untuk Katri dan keluarga.

Inspirasiku dihari-hari sebelumnya datang dari teman sekolahku semasa SMP --> Lisa Asriani atau bekennya Lisa Namuri Arif.
Pernah denger namanya? Ya iyalah...sekarang Lisa dikenal sebagai instruktur pilates. Sering wara wiri di tivi dan majalah.
Klo diingat dulu masa SMP, memang Lisa udah hobi dengan urusan olahraga terutama senam.
Pintar, cantik, ramah, dari hobi jadi menghasilkan uang.
Hebat Lisa.
Sukses selalu untuk Lisa dan keluarga.

Kalo aku sendiri...dimana ya posisiku?
Apa aku mengalami kemunduran dibanding dulu masa kecil?
Ataukah aku mengalami kemanjuan meskipun belum semaju kawan-kawanku yang udah lebih duluan sukses?
Hidup ini misteri ya!!!!
Semoga kita semua bisa meraih sukses dengan mencurahkan segala kemampuan yang ada di diri.

Senin, 23 Januari 2012

2 (dua) dapur

Jujur saja, istilah "2 (dua) dapur" baru saja aku dengar dan pahami.
Sekitar 1 minggu yll, ada sms kawan yang menyebut istilah "2 (dua) dapur".
Kemarin saat sertijab 19 Januari 2012 di Armabar, ibu-ibu Jalasenastri juga ada yang menyebut istilah "2 (dua) dapur".
Aku mulai aja ya kisah si "2 (dua) dapur" ini.
Berawal dari comment seorang kawan yang masih saja terheran-heran dengan kondisi aku yang bekerja di bandung namun rumah di cibubur.
Tentu saja, aku masih mobile Bandung-cibubur.
Aku mesti pandai-pandai mengatur dan memanfaatkan waktu.
Hal-hal apa saja yang perlu diselesaikan sebagai prioritas utama dan pertama saat di bandung/cibubur, dicatat dan dikerjakan segera.
Capek?
Ya lah!!! Pastinya.
Mengurus kerjaan di kantor pertama,...
Memikirkan anakku semata wayang yang ditinggal dirumah dengan pengasuhnya...
Memikirkan mengejar uang untuk kehidupan satu bulan dan tabungan...
Memikirkan orangtua, suami, anak, dan keluarga...
Memikirkan hidup menumpang di rumah sodara di bandung.
Gak mungkin dong aku tutup mata dan telinga di saat bibik di bandung "pusing" gak sempat minta uang belanja ke Boss Om. Pastinya sedikit banyak aku bantu sesuai kemampuanku.
Buntutnya apa nih???
Keuanganku yang mesti pintar-pintar ku bagi supaya gak menyusut.
Naaaaaah...kalo istilah teman/kawan/sahabatku, aku ini punya 2 (dua) dapur yang mesti dihidupkan.
satu di bandung dan satu lagi di cibubur.
hmmmm....kayaknya bukan cuma dua deh, tapi tiga...hahaha.
Penghasilan bersih aku dan ayahnya Shafa dalam satu bulan kurang dari Rp 10juta.
Sedikiiiiit ya!!!
Makanya jangan mau jadi PNS.
Gajinya keciiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiil.
tapi mau gimana lagi, rezeki kami disini.
Andai adapurku satu, mungkin bisa juga ya terbeli mobil seharga Rp 200juta atau rumah yang lebih besar dari sekarang sekitar Rp 500 juta???
MUNGKIN!!!!
Terkadang "iri" melihat rumah tangga orang lain yang bisa berkumpul tiap malam bercengkrama suami/istri/anak.
Terkadang "iri" mendengar ucapan orang lain yang "saya gak bisa pisah dari bapaknya?" atau sebaliknya.
Atau ada juga "kalo suami saya pindah, saya mesti ikut juga."
Gak kebayang kalo yang jadi istri yang ngekor-ngekor itu aku.
Gak kebayang kalo yang gak bisa pisah itu aku.
hahaha...pisah disini maksudnya suami dinas di kota A sementara istri dan anak di kota B.
Tapi... aku gak boleh larut dalam kesedihan...

Aku gak boleh berkecil hati dengan posisiku sekarang.
Rambut boleh sama hitamnya,
tapi dalam hati siapa yang tau.
Hanya si pemilik jiwa dan Tuhan-Nya yang tau.

Memang iya aku bekerja,
Memang iya suamiku tentara yang berisiko pindah-pindah tugas,
Untuk itu aku mesti pintar-pintar mengatur kualitas pertemuan ayah-anak antara shafa dan ayahnya, aku dan orangtua serta adikku, karena kuantitas pertemuan kami tidak sebanyak rumah tangga yang satu atap selalu.
Terkadang merasa sangat disayangkan, di saat aku ingin selalu berkumpul dengan keluarga,
masih ada rumah tangga yang keduaorangtuanya sibuk mencari uang, pergi gelap pulang gelap, sehingga kualitas bercengkrama dengan anak/pasangan pun dilakukan hanya saat weekend atau hari libur.

Berat memang 2 (dua) dapur...
tapi lebih berat lagi kalo dapurnya masih menumpang mertua/orangtua.
tapi lebih lebih berat lagi kalo gak punya dapur.
stresss ahhhh dengan istilah ibu-ibu ini
"2 (dua) dapur"!!!!
iiiiih...!!!
bukan aku yang mau kok kondisiku begini.
jangan urus dapurku!!!
yang aku tau, aku bersyukur masih punya dapur dan masih bisa hidup berkecukupan sampai detik ini.
semua ini sudah jalan hidupku dari ALLAH SWT.
doakan saja,...semoga dengan keadaan seperti ini aku lebih dikuatkan mencari rezeki yang berkualitas.

Yuuuuuuks diseriuskan saja mroyekku
http://www.dbc-network.com/?act=daftar&id=ciresspa

Selasa, 17 Januari 2012

arti hari/waktu menstruasi

Dulu sewaktu Ibunda masih sehat, pernah diberi semacam primbon ttg arti hari menstruasi.Hanya saja aku lupa menyimpannya dimana.Ini kudapat dari blog orang lain. (ijin copas yaaaaa...)

BERDASARKAN HARI
Jika haid pada hari Minggu
bermakna akan berjumpa dengan kenalan lama.
Jika haid datang pada hari Senin
bermakna akan mendapat keuntungan dengan segera
Jika haid datang pada hari Selasa
bermakna akan bersuka cita dalam beberapa hari
Jika haid datang pada hari Rabu
bermakna akan bertengkar dengan seseorang
Jika haid datang pada hari Kami
bermakna akan mendapat musibah dan berduka cita
Jika haid datang pada hari Jumat
bermakna akan mendapat kesenangan
Jika haid datang pada hari Sabtu
bermakna akan mendapat kejadian yang mengejutkan
BERDASARKAN TANGGAL
Tanggal 1: Bermakna akan Akan memperoleh kebahagian
Tanggal 2: Bermakna akan bersedih dan merasa dikecewakan
Tanggal 3: Bermakna akan ada pertengkaran/perselisihan
Tanggal 4: Bermakna akan mendapat rezeki
Tanggal 5: Bermakna akan bersedih hati
Tanggal 6: Bermakna akan menerima kabar dari jauh
Tanggal 7: Bermakna akan mendapat hadiah

Tanggal 8: Bermakna akan mendapat undangan
Tanggal 9: Bermakna akan terhindar dari kesedihan.
Tanggal 10: Bermakna akan menerima surat dari orang yang disayang
Tanggal 11: Bermakna akan mendapat kesenangan
Tanggal 12: Bermakna akan bersedih
Tanggal 13: Bermakna akan terlepas dari beban yang mengganjal
Tanggal 14: Bermakna akan mendapat undangan
Tanggal 15: Bermakna akan mendapat kabar yang tak terduga
Tanggal 16: Bermakna akan mendapat bahaya
Tanggal 17: Bermakna akan pujian
Tanggal 18: Bermakna akan mendapat halangan/rintangan
Tanggal 19: Bermakna akan difitnah orang
Tanggal 20: Bermakna akan ada permusuhan
Tanggal 21: Bermakna akan ada kerusuhan
Tanggal 22: Bermakna akan mendapat kesenangan
Tanggal 23: Bermakna akan mendapat malu
Tanggal 24: Bermakna akan mendapat keuntungan
Tanggal 25: Bermakna akan mendapat rezeki
Tanggal 26: Bermakna akan mendapat pujian
Tanggal 27: Bermakna akan lega hati
Tanggal 28: Bermakna akan mendapat kesedihan
Tanggal 29: Bermakna akan berdarmawisata
Tanggal 30: Bermakna akan mendapat kebahagiaan
Tanggal 31: Bermakna akan mendapat kabar gembira

LUPAAAAAAAAAAAAAA!!!!

Biasanya penyakit lupa ini jagoannya Aa Asep.
Tapi hari Selasa 17 Januari 2012, penyakit lupa sudah menular ke aku.
semoga gak parah dan mudah-mudahan bisa ku rayu itu oknum petugas absen...hahaha (*KKN dikiiiiiiit)

hari ini... surprise banget pas ambil gift di marketing calon apartementku.
Gak menyangka giftnya itu HP yang yaaaach lumayan masih gaung lah.
Masih dengan senyum bahagia, aku langsung ke kantor.
Judulnya sih ada seminar int'l jam 8pagi.
Tapi ini udah jam 11 siang.
Kenapa aku kesiangan?
Shafa di rumah gak mau ditinggal.
Rewel minta ikut.
Mungkin Shafa mengira bundanya kok pergi jalan-jalan gak ngajak...hahaha.
Shafa...shafa...hari ini tumben manja banget, Nak.

Nyampe di kantor sekitar jam 11, langsung menuju venue.
Alhamdulillah...masih di ijinkan absen untuk seminar.
Beres di satu undangan, jam 13 lanjut lagi rapat dinas sampe jam 16.
Menjelang pulang, lewati dulu ruang kerjaku.
Depan pintu sudah menanti beberapa mahasiswa.
"Bu, mau kumpul tugas di Bu I***, tapi pintunya dikunci."
"Terussss...apa hubungannya sama saya?"
"Ya pintunya di kunci, Bu. Disuruh kumpulin diruang kerja."
"Ya sudah, saudari sampaikan saja ke beliau bahwa ruangan dikunci. Mungkin ada solusi dari beliau."
Antara tersinggung (emangnya aku juru kunci!!!!) dan kasian mahasiswa, kubuka juga itu pintu karena aku juga mau tarok berkasku di meja kerja.
Eeeeeh bukannya cepet, malah pake tulis menulis lagi di ruang dosennya.
Aaaaaaarghhhhh... keterlaluan.
Dikasih hati minta jantung!!!!
Gak ngerti deh mana yang salah.
Mahasiswa yang terlalu sore mengumpulkan tugas,
atau dosennya yang kurang cek ricek kalo ruangan selalu di kunci oleh kolega lain saat meninggalkan ruangan.
Sebenarnya aku berkeinginan ruangan dalam kondisi terbuka tanpa perlu dikunci.
Tapi kolega yang lain protes.
Takut kehilangan barang ini-itu.
Hufff....!!!
Really... MEREPOTKAN!!!

Dongkol banget dah tu keluar dari kantor.
Sampe dirumah baru ingat.
Aku lupa absen di jurusan hari ini.
hiks..hiks...hilang deh uang makan Rp 20.000,-/hari potong PPn.
mudah-mudahan besok oknum petugas absen masih mau ya ngeluarin lembar absen Selasa 17 -1 -2012 untuk ku tandatangan.
kaaaan akunya memang hadir.
Nasiiiiiiib....nasiiiiiiib....

Sabtu, 14 Januari 2012

tingkah polah pengasuh (bag.1)

Teringat kejadian kemarin (14 januari 2012),..
jadi pengen merangkum tingkah polah pengasuh Shafa yang bermacam-macam.
Pengasuh sekarang bernama Siti.
Ngakunya sih baru 17 tahun, tapi belum punya KTP.
Dapet dari penyalur dari teman juga.
Awal Januari, sempat terdengar kabar dari bibik di rumah sepupu di bandung bahwa dia cerita betapa tidak mengenakkannya di cibubur. Katanya makan cuma gitu-gitu aja...diajak jajan juga jarang.
Emosi dong aku pastinya!!! Tapi kutahan supaya gak marah meledak...hihi.
Kurang ajar gitu ya pembantu berani fitnah majikan!!
Padahal makan dia terjamin.
Majikan makan ayam, dia ikut makan.
Majikan makan ikan, dia ikut makan.
Majikan makan blackforest, dia ikut makan.
Uang pulsa dikasih.
Belanja kebutuhan hari-hari juga dikasih.
Kerjanya apa coba? cuma jadi teman main shafa selama bunda di kantor.
Mandi Shafa pagi n sore selalu aku yang mengerjakan.
Makan Shafa pagi dan sore selalu aku yang mengerjakan.
Nyuci baju aku n shafa (kalo di Bandung), tetap aku.
beberes rumah ,...TIDAK!!
masak...TIDAK!!!
Makanya kubiarkan saja dia yang menyetrika baju...hahaha.
ENak banget kan kerja di aku.

Sabaaaar....sabaaaar...
semoga Allah SWT menunjukkan jalan ke dia akibat perbuatan dia memfitnah majikan.
Kata orang dulu...gak akan jadi daging tuh makanan kalo dibilang gak dikasih padahal udah ditelan.

Kemarin, dia gajian bulan kedua.
udah bilang ke bibik kalo mau beli HP andai terima gaji.
Berhubung Shafa pengen jalan-jalan, aku yang sedang sakit diare memaksakan menuruti shafa.
Nah...di BEC inilah kejadiannya yang wow...hebat!!!
Jadi ceritanya, pembantu ini pengen HP merk N*** yang baru.
Tipenya apa, dia gak tau, masih bingung.
Harganya yang berapaan dia bilang yang Rp 300.000,- saja.
Bibik mengajurkan ke BEC saja.
Oke lah. Kita liat anak pemfitnah itu bisa apa di BEC...
Terbukti!!!
Celingak-celinguk...asli banget dah seperti orang udik!!!
Tapi tetep setelan gaya sombong.
Aku biarkan saja dia memilih.
Sempat terdengar dia pengen HP yg juga bisa fesbukan.
Komentar bibik: "mau fesbukan sama siapa?"...
biar...biar...
namanya juga anak muda baru terima gaji.
Lamaaaaa nunggu dia pilih-pilih HP,
akhirnya terbeli juga HP merk N**** seharga Rp 700ribuan plus memory 2 Gb n sarung, jadi total Rp 800ribuan lebih.
Aku sih santai aja.
duit punya dia, mau mahal / murah urusan dia.
yang merasa aneh cuma bibik.
KOk beli yang serba mahal, padahal cuma kerja pembantu.
Ehhh..., sampe dirumah , dia bilang ke bibik, "biar nanti pas pulang kampung dijejerin HPnya banyak."
Hahahahaha...

ternyata sama saja ya.
Orang-orang seperti itu,
hidup susah di kampung,
pengen kerja di kota,
minta gaji besar,
gak tau membawa diri,
berpenampilan kelas tinggi,
pendidikan hanya SD,
yang dikejar cuma level HP

walopun tamatan SD,
tapi tau membawa diri,
pasti hidupnya kelak akan lebih baik
terbukti loh di dua bibik di rumahku.

Pantas saja di negri ini
yang kaya makin kaya
karena gaji dipake investasi yang punya nilai lebih
seperti emas dan properti,
sementara kalangan bawah,
gajinya cuma dipake beli HP dan baju,
tapi lagaknya lebih sombong dari orang kaya.
Ternyata penampilah sombong untuk menutupi kekurangannya.
Majikan mesti sabar ya!!!!

orang baik?


ORANG BAIK tentu SUKSES...
Penuh HIKMAT...& pandai BERSYUKUR.
Itulah kekayaan SEJATI;
Lebih luas dari ilmu.Paham yg tersirat dibalik yg tersurat;
Bijaksana dlm bertindak;
Berfikir cerdas;
Ilmunya lapang;
Budi pekertinya menyejukkan.
Tetap jadi ORANG BAIK yaa

Rabu, 11 Januari 2012

Mengagumi

Hari ini sengaja banget pulang kerja dari kantor pertama tidak terlalu sore.
Dari pagi keluar rumah hendak ngantor, bawaan kangen terus dengan Shafa.
Ternyata begini ya punya anak.
Walopun jam tidur berkurang untuk nemenin Shafa dengan ASI,
Walopun "me time" mesti curi-curi kesempatan dengan syarat utama ada yang ngasuh Shafa,
Walopun body udah gak seindah anak perawan...hihihi.
Tapiiiii teuteup senang dan bahagia begitu ketemu Shafa,
menatap wajahnya yang masih polos,
melihat senyumnya yang adaaaa sedikit lesung pipi,
mendengar suaranya memanggilku "Buuuu... nda"
Shafa...shafa...Anugerah Allah SWT yang terindah banget dalam hidupku terutama untuk Opa dan Oma.

Hmm...sahabat yang dulunya hampir bersamaan saat hamil, ada beberapa yang sudah hamil lagi.
Kalo ditanyakan ke aku "mau hamil lagi?"
Ya jelas aja mau. Prosesku memiliki Shafa cukup panjang.
Pada tahun ke-4 pernikahan aku melahirkan Shafa dengan bobot 3,9kg dan Panjang 49cm.
Pastinya cesar.
Alasan medis kok. pertama pinggulku kecil. kedua, terlilit tali pusar. ketiga pecah ketuban.
Perjuanganku melahirkan Shafa gak ada apa-apanya dibanding perjuangan Oma-Opa.
Tau sendirikan ibuku masih pemulihan pasca stroke.
Ayahandaku yang lebih hafal hitungan usia kehamilanku memilih untuk menginap di rumahku di cibubur.
Aa gak ada, waktu itu dinas di Medan.
Aa mah tau istri hamil. Tapi tetap aja beralasan menemani tamu kantor atau senior ke tempat hiburan malam live music. aaaakhh...macam aja kejadian disana. Pendidikan tidak terlalu tinggi dan berpangkat tinggi gak menjamin tidak mabok minuman keras dan alkohol. gimana Indonesia gak makin kacau. Aparat yg seharusnya melindungi toh jadi pemakai juga.
Semoga ayahnya Shafa gak sampe terjerumus seperti itu. Malu sama pangkat, keluarga, dan terutama agama!

Menetes airmata ini kalo mengingat kembali perjuangan opa-oma saat mengantarku ke rumkit P**cibubur.
Menetes airmataku saat ibunda terharu bahagia melihat cucu pertamanya Shafa.
Menetes airmataku saat ibunda tidak berani menggendong Shafa karena tangan kanannya masih lumpuh.
Ibunda selalu berusaha untuk tegar di depanku.
Tapi aku tau banget saat itu oma juga pengen gendong shafa seperti yg dilakukan opa.
Terima kasihku untuk keduaorangtuaku.
Semoga aku bisa mewujudkan "diamond heaven"nya Oriflame.
Pesan bunda untuk shafa: apapun yang terjadi, orang pertama yang harus shafa sayangi adalah Opa dan Oma.
Karena jika tidak ada opa dan oma, maka Shafa gak akan punya bunda seperti bunda tia.

Balik lagi ke kejadian hari ini.
Sampai di rumah, kudapati shafa sedang tertidur.
Gak lama waktu berselang, Shafa bangun.
Biasalah batita gitu liat emaknya kan pengen di peluk, digendong, dimanja.
Sore ini setelah ASI, kucoba menawarkan Shafa makan sore.
Bandung yang dingin pastinya bikin perut pengen diisi.
Alhamdulillah mau MaM n nyuap sendiri.
Malah nambah sampe 3x porsi shafa...hihi.
Bahagiaaaaaa liat pemandangan menakjubkan seperti ini.
Shafa gak susah makannya.
Shafa mau nyuap sendiri.
Hebat anak bunda tia.
Sehat selalu ya Fa...peluk cium dari bunda yang sayaaaaang Shafa.
Mmmmmuagh....

Selasa, 10 Januari 2012

mroyek_aplikasi

Posting ini aku khususkan untuk kerabat baru di proyekku.
Ingat kuncinya cuma 1 : MAU belajar!!!!

tentang proyekku, klik di http://id.oriflame.com/
Baca dan cermati.

kemudian
Isi data kamu secara lengkap.
Data kamu akan masuk ke e-mail aku
jangan lupaaaa!
Selain data tadi, ada uang pendaftaran .
Silahkan transfer ke:  
rekening PT ORINDO ALAM AYU
BCA - Cabang WISMA GKBI A/C 006-300189-6 
atau
Bank Mandiri - Cabang MELAWAI A/C 126-0005016562
Bukti transfer tadi plus KTP kamu dikirim ke aku, boleh dipilih cara di bawah ini: ,
1. Bukti transfer dan KTP difoto kemudian di MMS
2. Bukti transfer dan KTP di-scan (apa ya bahasa indonesianya?!?) kemudian kirim ke imelku tia4244452@gmail.com
Catatan!! Bukti transfer dan KTP yang di scan/MMS harus bisa dibaca dengan jelas, jikalau kabur/blur, gak akan di proses.

Gampang kan!!!!
Aku akan bantu proses pendaftaran.
Butuh waktu 2-3hari. kamu akan terima starter kit dan nomer konsultan.
Pelajari starterkit secara serius. 
Kalo udah punya nomer konsultan bisa langsung bisnis.
Siap deh untuk jualan dan menyarankan sahabat/sodara untuk mengembangkan jaringan bisnis kamu.

Salam sukses. 

Senin, 09 Januari 2012

Mudah menilai kelemahan orang lain

Ini kejadian di kantor pertamaku.
Berawal dari obrolan santai antara dosen senior, aku, dan kolegaku.
Obrolan santai karena aku menyambi kerja menyiapkan kebutuhan ujian.
Sampai pada satu titik obrolan mulai membahas kinerjaku sebagai panitia ujian, suasana jurusan yang tidak ada lagi kehangatan dan keakraban, daaaan adanya protes dari beberapa dosen terhadap absensi tandatangan mereka yang dicoret!! artinya mereka dianggap tidak hadir/memberikan ttd palsu.
Di kantor pertamaku, menghitung uang makan PNS /hari masih menggunakan ttd manual, walopun ada alat utk cap jempol, tapi tetap yang dihitung yg manual.
apa kelemahan dari sistem manual?
pertama: Ada celah untuk berbuat tidak jujur. maksudnya?
beberapa dosen menandatangani absen di rapel beberapa hari. contoh hari senin datang ke kantor kemudian absen dirapel untuk 2-3hari ke depan. padahal oknum ini tidak muncul di kantor.
kedua: menimbulkan kong-kalingkong antara oknum dosen dan oknum petugas pemeriksa absen.
Aku menulis ini berdasaran fakta pengalaman sendiri.
Sehubungan dengan kejujuranku melakukan "kesalahan" tidak menitipkan ttd ku ke oknum petugas pemeriksa ttd, maka absensiku yang bolong itu diteruskan dilapor ke atasan. Sampai hari ini di kantor, usulan kenaikan pangkatku masih ditahan oleh pimpinan dikarenakan kesalahanku tidak hadir dan tidak absen.Jelas dong aku kan gak hadir, gak mungkin absen, emanganya aku bisa muncul di dua tempat dalam waktu bersamaan?...haha,
Semoga Allah SWT memberikan beliau kemurahan hati untuk selesai menghukumku karena sudah hampir 3 bulan usulan kenaikan pangkatku masih ada di meja beliau (belum diproses lanjut).
Yang jadi pertanyaan aku, bagaimana caranya oknum dosen mengetahui ttdnya di coret ya? *heran.com*
Padahal absensi itu tiap hari usai jam kantor dari jurusan dianter ke fakultas.
semestinya tidak bisa dilihat lagi ada pencoretan atau tidaknya karena sudah "disimpan" di fakultas. Iiiiih...dasar oknum. Tau aja celah untuk intip-intip.

Obrolan ttg kinerjaku...
Fyuuuuh...
Ibarat pertandingan. lebih pinter penonton daripada pemain.
Kesalahan fatalku absensi.
Aku punya alasan antara memilih ASI eksklusif dan mengantor.
Tentu saja kupilih ASI eksklusif karena tabungan masa depan Shafa.
Gak mungkin waktu bisa diputar kembali.
Mereka juga tau rumahku di cibubur dan kantorku di bandung.
ASI ku gak bisa diperah untuk disimpan di botol.
Tapi alhamdulillah, karena memilih ASI, aku tidak menyesal kalopun mesti dikasuskan, aku terima dan jalani saja.Allah SWT Maha ADIL!
Terkadang yang membuat sedih ucapan-ucapan orang yang sok peduli atau sok lebih pandai menjalani hidup dengan posisiku seperti ini.
Pernah ada pertanyaan: "udah tau suami tentara pindah-pindah, kenapa pilih kerja jadi PNS di bandung?"
Haaaah!!!
Dia baru kenal aku satu hari, sudah bisa memberikan pertanyaan seperti itu?
Astagfirullah...
Balik lagi, semua rezeki dari Allah SWT.
Alhamdulillah aku bisa meraih cita-citaku untuk meneruskan sejarah keluarga yang sudah 4 keturunan jadi tenaga pengajar/pendidik.
Alhamdulillah aku masuk PNS gak pake koneksi apalagi sogokan uang.
Alhamdulillah berkat dukungan ayahbundaku tersayang, aku sudah dibelikan rumah oleh suamiku. Gak pake ngontrak apalagi tinggal dirumah mertua. Bangga? boleh dong berbangga. karena kata mamah dedeh yang namanya "rumah" ketika sudah berumah tangga yaitu rumah istri yang dibelikan suami. Kalo dari orangtua, jatohnya rumah warisan. kewajiban suami kan untuk menafkahi istri lahir batin termasuk sandang, pangan, dan papan.Alhamdulillah...
Alhamdulillah sampai hari ini aku masih bisa berkumpul dengan kedua orangtuaku, adikku, anakku, dan suamiku. Walopun bukan tiap malam, bukan tiap hari bertemu, namun pertemuan kami cukup berkualitas.

Sedih pastinya disaat sudah aktif bekerja, masih saja ada orang mencari-cari kesalahanku.
Tapi mungkin juga itu sifat manusia ya.
Gak senang liat orang lain "terlihat" serius namun santai menjalani hidup.
Pandainya hanya mencari kelemahan orang lain.
Pandainya hanya menuntut kinerja orang lain.
Tong kosong nyaring bunyinya!!!
Menutupi kesalahan diri sendiri dengan mencari-cari kesalahan orang lain.
Astagfirullah...

Segala sesuatu pasti ada hikmahnya
Aku percaya itu.
Apa hikmah dari situasi ini...
Aku selalu berniat memberikan yang baik untuk kinerja di kantor pertama.
Biarlah mereka yang senang mencari kelemahanku terus saja dengan kata-katanya karena mulut ya mulut mereka. Toh diantara banyak kolega di kantor, masih ada kok yang merespon untuk mendukung aku.
Kantor bisa saja pindah (terus dan terus diusahakan) tapi statusku sebagai PNS semoga sampai akhir hayatku kelak...amiiiiiiin

Tetap semangat seperti semangatnya ORIFLAME sebagai kantor keduaku.
Go Manager!!!

Sabtu, 07 Januari 2012

HBD 68tahun ayahanda

Malam ini 7 januari 2012 pengen nulis tentang ayah yang tanggal 2 januari 2012 berulang tahun ke-68.
Sebagai anak tentu saja aku bangga dengan ayah dan ibu.
Hmm... apa ya ciri khasnya ayah yang biasa di panggil "Cut"oleh keluarga besar Hadjerat dan Djambek.
Ayahku suka merokok. Janjinya sih mau berhenti, tapi belum juga tuh!!
Ayahku suka kopi dengan gula seujung sdt.
Ayahku suka beli tanah tapi jarang menjual. kalo diitung, seluruh gaji ayah habis utk beli tanah.
Beruntung ibuku dokter dan dosen yang berpenghasilan juga.
Ayahku suka pelihara ayam jago. Bahkan sewaktu aku balita ada si bodrex yang setia menjaga aku.
Ayahku yang pastinya SETIA dengan ibunda.
Apalagi di saat ibunda pemulihan pasca stroke sekarang ini.
Kalo gak ada ayah yang masih tetap bekerja dan merawat ibu...hmmm gak tau deh gimana jadinya kami.
Gak dipungkiri likaliku kehidupan berumahtangga ortuku juga diselingi dengan keisengan perempuan yang ingin mengganggu ketentraman kami. Siapa sih yang gak pengen "ganggu" ayahku.
Tampang Oke.
Fisik Oke. Bayangkan di umur sekarang masih kuat push-up 10 kali sehabis shalat dan bersepeda selama 30menit/hari. alhamdulillah.
Keuangan Oke lah walopun gak konglomerat.
aku sebagai anak pertama dan perempuan secara tidak langsung jadi penjaga perdamaian ibunda dari perempuan iseng. hahaha... ayah...ayah.
Sekarang ini yang paling bikin ayah pusing memikirkan jodoh untuk adikku yang dokter spesialis anastesi.
hahaha...ayah...ayah.

Pernah suatu ketika saat masih duduk di bangku Sekolah Dasar, ibunda sakit demam yang mengharuskannya berbaring. Otomatis gak ada yang masak.
Ayah turun tangan ke dapur membuat nasi goreng.
Yang aku ingat, itu nasi goreng pertama yang ayah buat dan uenak. *mungkin karna lapar juga*
Sewaktu ibunda diwajibkan harus hadir kegiatan jalasenastri saat ayah sesko, ayah mengajak aku dan meli berenang. hal yang mungkin sederhana dan murah ya. tapiiii kegiatan sederhana seperti itu berkesan banget.

OOoooh...ada kejadian lucu sewaktu ibunda operasi Mioma. Ibu sendirian menemui dokter spesialisnya, konsultasi, dan menyiapkan berkas. sampai pada akhirnya diputuskan untuk operasi. Ibu juga yang mengurus kamar dkknya. Kejadian lucu sesaat setelah ibunda operasi, ayah menyuruh aku membeli stoples dan gurita di toko depan rumkit mintohardjo. Dasar aku yang gak ngerti apa itu gurita, celingak-celinguk nanya ke penjaga toko. dikasih lah itu gurita. baruuu ku tau kalo bentuknya kain yang diikat-ikat gitu ya...haha. stoplesnya tau gak untuk apa?!?! untuk nyimpan mioma itu. wuiiih..bentuknya...hihihi. akhirnya ditanam juga kok.
Hebatnya ayah, tetap tegar di depan anak-anak padahal Mak Adangku nangis karena sedih mikirin kesehatan ibunda.

tapiiiiii...ada tapinya nih.
di saat ibu stroke gak bisa bicara alias setengah koma (loh ada ya setengah koma?!), memilih antara operasi external hydrant atau tidak, hmmm...ayah yang takut banyak bertanya ke dokter Meli, pada akhirnya memperlihatkan mimik wajah panik dan bingung ke aku.
Teringat pertanyaan ayah: "gimana ya kak, ibu di operasi aja atau enggak? ini Prof.nya udah datang."
langsung aku tanya Prof : "apa efeknya setelah operasi, Prof?"
"justru pertanyaan dibalik. Apa efeknya kalo tidak di operasi?" jawab Prof.
ya sudah...secara lisan dapat disimpulkan bahwa dokter ahli sangat menyarankan untuk melakukan operasi.
Alhamdulillah sampai hari ini aku masih bisa meihat ayah dan ibu tersenyum.
Malah sekarang ibu makin manja ke ayah. romantisssssnya opa cut dan oma teti nya shafa.

Semoga kita semua selalu sehat, bahagia, dimurahkan rezeki, dijauhkan dari hal-hal buruk...amiiiiin

Kamis, 05 Januari 2012

mroyek_bonusku

Kemarin 4 Januari 2012 saat berada di Kasir OriBand untuk bayar orderan, diinfokan bahwa aku dapat bonus dari 3% ku di C12 2011. Besarannya Rp 42.600,-.

Menjual product dari katalog saja sudah dapat untung 30%...eeh pas di level 3% dapat bonus lagi.
Begitu nyampe di rumah, ada sms di HP.
wow...bonus PD 6% ku di C13 2011 sudah masuk ke rekening sekitar Rp 150.000,-
C13 2011 poin pribadiku 150 BP + keuntungan 30% + PD 6%
C1 2012 aku klaim product BC 150BP dengan diskon 50% dari harga normal.
Ini nih bisnisnya udah mulai terasa dapat cash money.
Puaskah aku???
namanya juga manusia, gak puas dong!!!
pengeeeen banget di C1 2012 ini bisa tebus manager 12%.
Hmmm...masih ada waktu sampe 30 Januari 2012.

Rabu, 04 Januari 2012

Pilihan Istri bekerja

Dulu waktu awal pernikahan, ada beberapaorang menyindir aku ketika tau suamiku seorang tentara.
"S2 tapi kok nyari tentara sih?"
"tentara walopun dari Akademi tapi titlenya kan sama dengan D3?"
"punya suami tentara itu gak enak, tau!!! duitnya pas-pasan. coba cari deh yang sesama magister juga sesuai dengan ilmu kamu."

Hadoooooh....!!!
Jodoh itu rahasia Ilahi. Dikasihnya tentara dari akademi ya disyukuri.
soal rezeki mah, aku percaya jika suamiku gak "cacat" karir, rezeki itu akan datang.
perlu dicatat, jenjang karir tentara sudah jelas. tanpa ini-itu seperti dosen yang mengumpulkan angka kumulatif, tentara mah sudah otomatis dalam jangka waktu tertentu akan naik pangkat dan rezekinya juga naik.
Syukur alhamdulillah sesuai dengan kesepakatan awal ketika menikah dengan aku (baca:istri) yang tetap bekerja, saat ini kami sudah bisa hidup yang layak.
Suatu ketika,...
suamiku mendapat jabatan jadi Komandan. Ini kali pertama menjabat.
Well,...otomatis di organisasi istri tentara aku jadi ketua rating.
hanya saja sehubungan dengan statusku yang "kuli" negara, aku tidak bisa meninggalkan kantor pertamaku terlalu lama untuk aktif berorganisasi.
Kemudian, untuk kali keduanya, suamiku dapat jabatan lagi jadi Komandan.
Yang kali ini, ada beberapa ibu juga dalam satu cabang menjadi ketua rating.
pertemuan dengan ibu-ibu yang suami mereka senior dari suamiku, berkesan "welcome".
Tapi ada pertanyaan seragam yang mereka ajukan: "kerja ya dek/mba?"
aku jawab iya. dimana? dibandung.
satu, dua, tiga oarang mulai perlahan berbincang.
"kalo udah jadi istri komandan, mestinya resign dari kerja?"
"kenapa ya , Mba?" tanyaku.
"karena harus mendampingi suami. Palagi kalo suami jadi pati dan menjabat."
hmmm...Ooooh gitu ya. *bingung.com*
selidik punya selidik, ,,, kemudian aku pahami latar belakang munculnya pertanyaan seperti ini.
sebenarnya, istri seniorku ini semua berpendidikan rata-rata sarjana.
Mereka dulu diawalnya juga bekerja kantoran seperti aku.
Ada beberapa yang berhenti kerja dengan bermacam alasan karena disuruh suami atau keinginan sendiri karena ingin dekat dengan anak.
Tapi kemudian, saat dihadapkan pada situasi suami hanya akan menerima gaji pokok tanpa jabatan dan mesti sekolah, hal yang pertama jadi persoalan yaitu keuangan. akhirnya kembalilah istri ini bekerja.

Ada lagi contoh, istri disuruh berhenti kerja untuk mendampingi suami bertugas. istri ini jadi aktif di organisasi. Ketika suami darinya menyarankan aku untuk berhenti kerja, istrinya menjawab "JANGAN, dek.tiap masalah pasti ada solusinya tanpa harus berhenti kerja."
"kenapa?" karena menurut istri ini, di saat dia sudah berhenti kerja dan suami dinas keluar kota, ada rasa sepi dan hilang yang menghinggap. Istri ini rindu dengan aktifitas kantornya yang dulu.

Benar ya hidup itu ibarat roda yang berputar, terkadang posisi kita diatas, tapi terkadang juga dibawah.
Saat gadis, orangtua bersusah payah membekali perawan untuk sekolah dan akhirnya berkarir,...
namun pada saat menikah, melanjutkan karir atau tidak adalah kesepakatan suami dan istri.
Kalo aku pribadi...berprinsip begini:
orangtuaku bukan konglomerat.
orangtuaku bersusah payah menyekolahkan aku sampai jenjang tertinggi melebihi jenjang pendidikan mereka.
aku percaya bahwa posisiku sebagai anak adalah meneruskan cita-cita orangtua.
Ibuku dosen dan dokter. Ayahku perwira Marinir.
aku berniat meneruskan "sejarah" keluarga yang dari jaman nenek moyang sudah menjadi guru/kepala sekolah. alhamdulillah aku bisa jadi PNS dosen tanpa KKN (semoga anakku ada juga yang jadi dosen). Daaan aku bisa melihat ayahku tersenyum bangga karena aku berhasil masuk di PTN yang dulu dicita-citakan ayah sebelum akhirnya ayah masuk akabri.
Untuk meneruskan ketentaraan,...aku memang niat jodohku tentara.
Semua dikabulkan Allah SWT.
Untuk adikku yang saat ini dokter spesialis anastesi,...semoga segera didekatkan jodoh yaaaa.
Dengan alasan inilah aku mengajukan syarat ke suami sebelum menikah bahwa jika dia menginginkan aku sebagai istrinya, suamiku harus siap dengan posisi memiliki istri yang bekerja. artinya, aku tidak bisa dituntut untuk aktif berorganisasi atau mendampingi suami di saat tugas.
*DEAL*

Hidup itu pilihan...
Mau jadi wanita bekerja dan berkarir, silahkan...
Mau jadi Ibu rumah tangga saja dirumah mengurus anak, silahkan...
Mau jadi wanita karir tapi tetap memberikan ASI eksklusif, mengurus rumah tangga seperti memasak, nyuci, setrika, ganti galon mineral di dispenser, memasang tabung gas, menyetir cibubur-bandung... semuanya sendiri, silahkan...
Yang penting niatannya apa dan sudah sepakat dengan suami.
Tapi perlu diingat, kita ini manusia yang punya keterbatasan dan keinginan.
Hidup di dunia tidak gratis. Segalanya butuh uang.
Kalo suami bisa memenuhi keuangan tanpa dia mengeluh ini-itu, bersyukurlah jadi istrinya...
Tapi kalo melihat suami sudah mulai pusing hanya dapat gaji seadanya, mulailah berpikir untuk membantu suami dari segi keuangan.
Banyak kok alternatif mencari uang tanpa kehilangan waktu bersama anak dan keluarga.
Berbisinis dirumah seperti membuka salon/butik hasilnya lumayan besar.
Berbisnis online di rumah dengan ORIFLAME hasilnya juga lumayan.
Kita sebagai wanita, istri, dan ibu...diberi tenaga super oleh pencipta.
Coba bayangkan seorang wanita mengandung selama 9 bulan.
setelah melahirkan mesti bangun tiap 2 jam untuk memberi ASI/susu botol ke ananda tersayang, mengganti pokok, belum lagi mengurus suami dan rumah tangga.
Super woman banget kan kita. Bangga menjadi wanita!!!
Cobalah tanyakan berapa banyak suami yang sanggup dititipkan anak kandung 1x24jam di saat istri/bunda ingin memanjakan diri ke salon?...suamiku gak sanggup!...hihihi.
Untuk para suami...sayangi istrimu ya.

Selasa, 03 Januari 2012

Syekh Djamil Djambek (1862-1947) copy dari http://ulama-minang.blogspot.com/2010/01/syekh-djamil-djambek-1862-1947.html?showComment=1325603447901#c705317374317864858

Syekh Djamil Djambek (1862-1947)

Muhammad Jamil dilahirkan pada tanggal 4 Januari 1863 di Kurai Bukittinggi. Berasal dan keluarga bangsawan. Ayahnya, Muhammad Saleh Dt. Maleka dan biasa dipanggil "Inyiak Kapalo Jambek" adalah seorang kepala nagari Kurai yang cukup disegani. Selain sebagai kepala nagari Kurai, ayah Muhammad Jamil juga berperan sebagai seorang datuak dalam suku Guci. Sedangkan ibunya, seorang transmigran dan Jawa, populer dipanggil dengan panggilan Cik. Muhammad Jamil memiliki seorang adik bernama Muhammad Mu'thi. Status ibunya yang secara genealogis bukan berasal dari Minangkabau yang matrilineal, membuat Muhammad Jamil bersama adiknya berada diluar garis keturunan. Namun oleh ayahnya, Dt. Maleka, hal demikian tidak dibiarkannya. Melalui upacara adat menurut tradisi yang berlaku di Minangkabau pada masa itu, ia kemudian memasukkan anak-anaknya tersebut ke dalam lingkungan sukunya sendiri, suku Guci. Status sosial yang mapan ditambah lagi dengan kurangnya dukungan pendidikan agama dari orang tuanya membuat Muhammad Jamil dikenal sebagai seorang yang nakal pada masa kecilnya. Kenakalan ini berlanjut hingga remaja. Ia terjerumus kepada kehidupan hedonistik seperti suka berfoya-foya, penjudi, dan peminum tuak, Dukungan finansial dan status sebagai warga terpandang mempermudah pola perilaku kehidupan seperti ini bagi Muhammad Jamil.

Pendidikan awal Muhammad Jamil dilaluinya di Sekolah Rendah Gubernement di Bukittinggi. Walaupun Muhammad Jamil memasuki sekolah ini pada usia 7 tahun, agaknya kurang menjamin bagi perobahan watak dan talenta-nya yang cenderung destruktif, hedonistik dan "keras kepala". Hal ini terlihat, setelah ia menamatkan pendidikannya di Sekolah Rendah ini, Muhammad Jamil tidak memiliki keinginan sama sekali untuk melanjutkan pendidikannya ke tingkat yang lebih tinggi. Orang tuanya yang memiliki kelebihan materi tidak mampu membujuknya agar melanjutkan pendidikannya. Ia malahan, sebagaimana yang telah dipaparkan diatas, kembali ke "habitat" awalnya dan memasuki pergaulan bebas pada masa itu. Ia
telah terlanjur bangga disebut sebagai seorang parewa2 dan pamakan masak patah, suatu sebutan yang diidentikkan dengan parewa yang tidak mengenal aturan-aturan adat dan agama. Setelah Muhammad Jamil Jambek berumur 22 tahun, atas nasehat dari Tuangku Kayo Mandiangin, ia mulai berubah. Ia mulai mau belajar pendidikan agama, walaupun tingkat dasar. Suatu hal yang terlambat pada masa itu bagi anak-anak Minangkabau untuk seorang seusia Muhammad Jamil Jambek. Melalui Tuangku Mandiangin ini, ia belajar membaca al-Qur'an, belajar sholat dan mulai belajar bahasa Arab (Nahu Sharaf). Lambat laun, dengan mempelajari agama tingkat standar, Muhammad Jamil Jambek mulai menyadari bahwa rentang waktu masa kecil hingga remajanya adalah rentang waktu yang "mubazir". Keinginannnya untuk memperbaiki diri dan belajar agama Islam secara intens makin menggebu-gebu. Ketika ia berumur 25 tahun, ayahnya pergi menunaikan ibadah haji ke Mekkah. Muhammad Jamil Jambek dibawa serta. Selama di Mekkah ini, ia memanfaatkan waktu untuk belajar pengetahuan agama kepada ulama-ulama disana. Pada awalnya, ia hampir terjebak untuk kembali kepada pola hidup waktu remajanya. Hal ini disebabkan karena ia terayu belajar ilmu sihir dari seorang keturunan Maroko. Namun berkat pengarahan-pengarahan yang diterimanya dad Syekh Ahmad Khatib al-Minangkabawy, Muhammad Jamil kembali ingat dengan tekadnya ketika ia berada dibawah tuntunan Tuangku Kayo Mandiangin dan tekadnya untuk belajar agama Islam ketika ia mau berangkat ke Mekkah.

Selanjutnya, dengan antusias Muhammad Jamil Jambek belajar pada ulama-ulama yang cukup terkenal dan pintar pada masa itu, diantaranya H. Abdullah Ahmad, Syekh Bafadhal, Syekh Serawak, Khatib Kumango clan Syekh Thaher Jalaluddin. Dari ulama yang terakhir ini, ia belajar ilmu falak. Pelajaran yang diperolehnya dad Syekh Thaher Jalaluddin ini menempatkan ia dikenal sebagai ahli falak yang termasyhur di Minangkabau pada masanya. Kehidupan Muhammad Jamil Jambek yang kemudian dipanggil Syekh Muhammad Jamil Jambek penuh dengan dinamika. Pribadi kontroversial pada awalnya, akibat hidayah dari Allah SWT. dan keinginan yang keras untuk merubah dirinya ke arah yang lebih baik, pada akhimya menjadikan ia menjadi putra terbaik yang pemah dimiliki Minangkabau. Namanya hingga sekarang dikenal sebagai seorang ulama yang memiliki otoritas keilmuan dlan juga dikenal sebagai ulama yang memiliki dedikasi yang sangat tinggi.


Diskusi mengenai pembaharuan Islam di Minangkabau berarti secara tidak langsung menguak kembali aspek-aspek awal bagi pembaharuan Islam di Nusantara ini. Gerakan pembaharuan ini pada dasarnya adalah merupakan akibat logis dari ketidakpuasan terhadap pengamalan ajaran agama Islam yang telah melenceng dari ajaran yang sesungguhnya. Praktek-praktek khurafat merajalela. Disamping itu, timbul ketidakpuasan ulama pembaharu terhadap sistem sosial di Minangkabau dimana pihak mamak lebih besar peranannya dari Bapak yang timbul dari sistem garis keturunan matrilineal yang dianut oleh masyarakat Minangkabau. Gerakan pembaharuan agama pada permulaan abad ke-XIX M. Gerakan ini kemudian disebut dengan gerakan Paderi, sebagai bentuk gelombang pertama pembaharuan Islam di Minangkabau. Gelombang pembaharuan gelombang kedua terjadi pada permulaan abad ke-XX M. Gerakan ini, disamping merupakan gerakan pemurnian aqidah, lebih jauh merupakan pembaharuan sistem pendidikan dan pemumian pelaksanaan hukum Islam. Sebagai pemeran utama dalam gerakan pembaharuan Islam gelombang kedua di Minangkabau adalah Syekh Ahmad Khatib al-Minangkabawy, seorang putra Minangkabau yang aktivitas hingga akhir hayatnya dijalankannya di Mekkah. Sebagai "otak" dari pembaharuan Islam di Minangkabau ini, ia tidak terjun secara iangsung, akan tetapi pemikiran-pemikirannya lebih banyak disebarkan melalui murid-mundnya seperti H. Abdul Karim Amrullah (HAKA), H. Abdullah Ahmad, Syekh Muhammad Jamil Jambek, H. Muhammad Thaib Umar dan lain-lain.


Tema sentral gerakan pembaharu gelombang kedua ini seperti halnya pembaharuan Islam gelombang pertama adalah penentangan terhadap sistem warisan di Minangkabau yang menyebabkan timbulnya konflik dengan kalangan ninik mamak serta juga pada akhirnya berhadapan berhadapan dengan sistem politik yang dijalankan oleh pemerintah kolonial Belanda. Akan tetapi gerakan pembaharuan Islam gelombang kedua di Minangkabau ini tidak memperlihatkan kekerasan sebagaimana yang dilakukan oleh gerakan pembaharuan terdahulu. Gelombang pertama ini lebih mengandalkan kekuatan pena dan perang urat syaraf ketimbang adu kekuatan fisik, baik dalam menghadapi kaum adat, pemerintah kolonial maupun menghadapi ulama-ulama tradisional.


Seperti yang telah dipaparkan diatas bahwa gerakan pembaharuan Islam gelombang kedua di Minangkabau ini lebih memfokuskan kepada pembaharuan di bidang sistem pendidikan. Seorang ulama, baik ia dikategorikan sebagai ulama tradisional maupun pembaharu, identik dengan pendidikan. Seorang ulama belum lengkap keulamaannya apabila ia tidak mengajarkan ilmu yang dimilikinya. Dengan kata lain, seorang ulama juga seorang berperan sebagai guru. Munculnya sekolah-sekolah modern dari kalangan ummat Islam pada dekade ini adalah merupakan refleksi dari keinginan untuk melakukan perubahan. Perubahan dalam bidang politik pada masa ini merupakan suatu hal yang tidak begitu mudah untuk dilakukan. Artinya, merubah ”nasib” bangsa Indonesia, khususnya masyarakat Minangkabau, dengan jalan masuk dalam dunia politik – politik sebagai fasilitas – sangat tidak memungkinkan pada masa-masa ini. Maka bidang pendidikanlah yang menjadi alternatif yang memungkinkan. Selanjutnya sejarah memperlihatkan bahwa Syekh Muhammad Thaib Umar mendirikan Madrass School, H. Abdul Karim Amrullah, H. Abdullah Ahmad dengan PGAI-nya dengan Sumatera Thawalib-nya, dan lain-lain. Sekolah-sekolah ini juga merintis pembaharuan sistem pendidikan di Minangkabau, walaupun pada dasamya belum menyamai sistem pendidikan kolonial, setidaknya telah dapat berperan sebagai sekolah altematif. Dan ini, sedikit banyaknya telah menggelisahkan pihak kolonial dengan aktifitas-aktifitas yang dijalankannya.


Syekh Muhammad Jamil Jambek sebagai salah seorang ulama pembaharu yang bergandengan dengan H. Abdul Karim Amrullah dan H. Abdullah Ahmad. Dalam kaitan dengan dunia pendidikan ini Syekh Muhammad Djamil Djambek adalah merupakan tokoh yang unik, la seolah-olah tidak begitu kelihatan dalam sejarah pendidikan pada dekade ini, oleh karena dari aktifitasnya tidak dibarengi dengan wadah pendidikan yang ia dirikan seperti yang dilakukan oleh teman-temannya yang lain. Walaupun pada saat-saat tertentu dan tidak begitu lama, Syekh Muhammad Jamil Jambek pemah juga memperkenalkan sistem pendidikan. Hal ini dilakukakannya setelah ia kembali dari Mekkah, di surau yang ia dirikan sendiri, yaitu di kawasan Tengah Sawah Bukittinggi.


Namun perhatiannya tidak intens sepenuhnya pada pendidikan ini, sehingga wadah dan sistem pendidikan ini berakhir. Kemudian ia mengambil jalur yang lain dimana ia mengunjungi murid-muridnya dan bukan didatangi oleh murid-­muridnya. Syekh Muhammad Jamil Jambek melakukan hal ini dengan alasan bahwa akibat terjurusnya perhatian para ulama pada masa itu terhadap pendidikan, mengakibatkan lemahnya perhatian terhadap kepentingan rakyat banyak, khususnya mereka-mereka yang tidak mungkin dijangkau oleh wadah pendidikan tersebut. Sedangkan rakyat banyak itu merupakan sasaran yang amat penting. Selanjutnya, aspek yang menjadi pusat perhatian Syekh Muhammad Jamil Jambek pada awalnya adalah dakwah. Usaha-usaha positif yang dilakukaknnya melalui media dakwah ini terutama dalam penekanan pada aspek penanaman aqidah islamiah yang mantap. Bertolak dari pertimbangan ini, usaha yang dilakukannya bertitik tolak dari upaya untuk melakukan pemurnian aqidah yang telah banyak dipengaruhi oleh khurafat dan bid'ah serta usaha untuk merealisir ajaran Islam dalam semua segi kehidupan masyarakat.
Pelaksanaan dakwah yang dilakukan Syekh Muhammad Jamil Jambek tidak hanya terpusat di surau yang didirikan. Ia sering melakukan perjalanan-perjalanan ke daerah-daerah tertentu seperti ke daerah Tilatang dan Kamang. Pelaksanaan dakwah seperti ini secara tidak langsung memperlihatkan bahwa Syekh Muhammad Jamil Jambek adalah ulama Waratsatul Anbiya' yang secara ikhlas dan bertanggungjawab untuk menyebarkan ilmu-ilmu yang dimilikinya. Syekh Muhammad Jamil Jambek berusaha untuk membuktikan bahwa menjadi ulama tidak selalu harus berada pada posisi "elit" pendidikan yang dicari oleh orang-orang yang membutuhkannya, akan tetapi juga berusaha memberikan dengan mengantarkan kepada yang membutuhkan. Suatu style yang jarang dipunyai oleh ulama-ulama pada masanya.

Keterlibatan Syekh Muhammad Jamil Jambek dalam dunia politik secara intens berawal dari diperkenalkannya kebijakan Goeroe Ordonantie. Dr. de Vries dari kantor Advisieur Inlandsche Zaken datang ke Minangkabau untuk menyusupkan kebijakan Goeroe Ordonantie ini. Kebijakan ini dicanangkan oleh pemerintah kolonial Belanda pada tahun 1905 yang mewajibkan setiap guru yang akan mengajar agama memiliki izin dari pemerintah. Kebijakan ini diberlakukan untuk mengawasi sistem pendidikan Islam di Indonesia. Peraturan ini sempat diubah pada tahun 1925 dengan hanya mewajibkan para guru agama memberitahu kepada pemerintah. Misi yang dibawa Vries ini mendapat tantangan yang sangat keras dari tokoh-tokoh terkemuka Minangkabau masa itu, terutama dari kalangan ulama. Orang terdepan dalam soal ini adalah H. Abdul Karim Amrullah (Haji Rasul). Dan agaknya beliau pulalah yang paling keras menantang diantara Trio Ulama pembaharu seperti Syekh Muhammad Jamil Jambek dan Abdullah Ahmad.
Syekh Muhammad Jamil Jambek kurang berani menyatakan ketegasannya dalam menolak kebijakan tersebut walaupun rapat-rapat untuk membicarakan hal ini dilaksanakan di surau beliau sendiri. Tentang sikap Syekh Muhammad Jamil Jambek lebih jauh Hamka menjelaskan :"Kalau yang akan dibicarakan disurau beliau itu agak "hangat", maka beliau akan "demam" pada hari itu" (Hamka, 1982: 280). Ketidaktegasan Syekh Muhammad Jamil Jambek menyikapi kebijakan Goeroe Ordonansi ini pada hakikatnya karena posisinya yang cukup dilematis. Beliau memiliki hubungan yang cukup baik dengan pemerintah kolonial Belanda. Lebih lanjut Hamka mengatakan : "lebih baik dan lebih untung baginya, sebab dia sakit dihari itu, sebab baginya serba sulit. Hubungannya dengan pemerintah Belanda amat baik. Dia beroleh bintang".

Kesulitan apa yang tergambar dari ucapan Hamka ini bukanlah diartikan sebagai sikap "mendua" yang terdapat pada diri Syekh Muhammad Jamil Jambek, akan tetapi merupakan taktik dalam menghadapi pemerintah kolonial Belanda. Prinsip bukan untuk mempertahankan "bintang" yang telah beliau peroleh. Tetapi setidaknya, sebagai seorang ulama yang berpengaruh pada masa itu, melalui Syekh Muhammad Jamil Jambek akan tercipta komunikasi dengan pihak pemerintah kolonial Belanda. Tentang sikap Syekh Muhammad Jamil Jambek yang sebenamya dalam merespon kebijakan ini tetap sejalan dengan teman-temannya para ulama yang lain.
Hamka mengatakan :"saya tahu betul pendirian ketiga beliau tidak berbeda" (Ibid, hal. 280). Dan yang paling penting untuk melihat posisi Syekh Muhammad Jamil Jambek dalam kasus ini, bukankah rapat-rapat ulama yang membicarakan masalah ini diadakan di surau beliau sendiri ?. Syekh Muhammad Jamil Jambek sebagai yang kita kenal merupakan figur ulama yang unik. Pengalaman-pengalaman hidupnya yang saling kontradiktif, apalagi dalam waktu yang relatif singkat untuk melakukan proses penyesuaian diri, pribadinya temyata sanggup untuk beradaptasi secara baik dan cepat. Lingkungan dan situasi dimana dirinya melakukan adaptasi itu telah dipilihnya melalui proses selektif secara lebih baik. Untuk selanjutnya menjadikan ia mampu menduduki posisi alas pada lingkungan tersebut yang pada hakekatnya sama sekali tidak tergambar pada lingkungan sebelumnya.

Pembaharuan Islam pada awal abad ke-20 M. adalah merupakan pembaharuan kedua yang corak serta versinya berbeda dengan pembaharuan pertama gerakan ulama-ulama Minangkabau yang disebut dengan Harimau Nan Salapan. Pembaharuan kedua ini lebih banyak memfokuskan pada pembaharuan Islam dalam bidang pendidikan, sekalipun sisa-sisa budaya khurafat dan takhayul masih dijadikan sasaran serta beberapa ketertinggalan masalah antara kaum adat dan kaum agama masih dipersoalkan. Para pembaharu abad ke-20 M. dihadapkan pada tantangan sistem pendidikan Belanda yang mengarah kepada kultur asosiasi terhadap Bumi Putera dengan memakai jalur pendidikan. Sistem politik pada ja;ur pendidikan ini disadari oleh kaum ulama pembaharu sebagai bahaya yang mengancam wadah dan sistem pendidikan agama. Lembaga-lembaga pendidikan Islam satu per-satu mulai ditinggalkan. Masyarakat mulai banyak mengarahkan perhatian mereka pada pendidikan barat yang menawarkan prospek-prospek yang baik terhadap masa depan. Altematif satu-satunya bagi ummat Islam saat ini adalah membenahi sistem pendidikan Islam. Berbagai konsepsi para ulama tentang pembaharuan pendidikan mulai pula diterapkan pada lembaga-lembaga pendidikan yang ada serta mendirikan sekolah-sekolah agama dengan sistem pengajaran yang tidak lagi menganut sistem belajar tradisional, demikian juga kurikulum pengajarannya mulai mendapat perhatian.


Di tengah gejolak semangat pembaharuan Islam dibidang pendidikan dan saat perhatian kalangan ulama terfokus untuk membenahi lembaga-lembaga pendidikan Islam yang ada, Syekh Muhammad Jamil Jambek mengambil konsep lain dalam bidang
ini. Ia berusaha memperlihatkan bahwa pengajaran agama Islam ini adalah hak semua orang yang mengaku beragama Islam bukan terbatas pada kalangan-kalangan tertentu yang terjangkau oleh fasilitas-fasilitas lembaga-lembaga pendidikan, la memiliki konsep pendidikan yang dijalankan dalam bentuk dakwah, tabligh dan ceramah. Konsep ini menurutnya adalah merupakan cara yang efisien untuk pemerataan pendidikan agama terhadap masyarakat yang terdiri dari dari berbagai lapisan dan tingkat pengetahuan, mulai dari yang tidak tahu tulis baca hingga kepada kalangan masyarakat berpendidikan dan juga dari berbagai tingkatan sosial clan ekonomi.

Untuk menjalankan konsepsi ini tentunya baik sarana, kurikulum maupun cara pendekatannya, berbeda dari wadah-wadah pendidikan lain. Dalam kerangka inilah kita lihat betapa Syekh Muhammad Jamil Jambek telah mampu memperlihatkan kemampuan prima dimana kehadirannya diterima dengan baik oleh lingkungan sosialnya. Terhadap pelajaran dan pengajaran yang diberikannya jarang terjadi sikap pro dan kontra. Pihak-pihak khalifah tarekat banyak yang menuntut ilmu pada beliau, padahal waktu itu ia termasuk tokoh yang mengecam praktek tarikat. Konsep pendidikan agama Syekh Muhammad Jamil Jambek ini merupakan suatu altematif terbaik setidaknya bagi masyarakat lokal (baca: Kurai) hingga sekarang. Hal ini bisa dilihat dari perkembangan terakhir, walaupun didaerah ini lembaga-lembaga pendidikan telah berkembang dengan baik, namun sistem pengajian dan ceramah model Syekh Muhammad Jamil Jambek ini tetap bertahan. Di suraunya di kawasan Tengah Sawah Bikittinggi, sampai saat ini sekali dalam seminggu diadakan jama'ah tetap yang khusus mempelajari ilmu-ilmu keagamaan. Pengikut jama'ah pengajian ini tidak saja berasal dari Bukittinggi akan tetapi juga berasal dari daerah-daerah disekitar Bukittinggi. Jama'ah pengajian ini sekarang dipimpin oleh anak Syekh Muhammad Jamil Jambek, Djamilah Jambek, tetap mempertahankan pola dan karakteristik pengajian yang dilakukan oleh Syekh Muhammad Jamil Jambek.


Kekuatan lain yang terdapat pada Syekh Muhammad Jamil Jambek adalah kemampuannya dalam bidang ilmu falak.
Kemampuan ini telah menempatkannya pada posisi perintis pengembangan ilmu ini di Indonesia. Hal yang demikian dapat dilihat dari buah karyanya, baik dar hasil perhitungan hisab yang ia keluarkan, maupun murid­-muridnya yang pada saat ini cukup dikenal dengan hasil perhitungan hisabnya di Indonesia. Konsep dan usaha Syekh Muhammad Jamil Jambek baik dalam bidang pendidikan agama maupun pada bidang ilmu falak, dalam skala yang luas tidak dapat dipisahkan dari perkembangan pendidikan di Indonesia. Apa yang telah ia perbuat bagi masyarakatnya di Bukittinggi khususnya dan Minangkabau pada umumnya, baik sebagai ulama pelopor pendidikan melalui dakwah dan tabligh maupun sebagai ulama pembaharu Islam yang menonjol dalam bidang ilmu falak --- sebagai ilmu yang langka dimiliki oleh ulama-­ulama seangkatannya -- telah memberikan warna tersendiri bagi perkembangan agama Islam dalam perkembangan sejarahnya di Indonesia.

Pada tanggal 4 Nopember 1910, Syekh M. Thaib Umar mendirikan pula sebuah sekolah yang bernama Madras School di Sungayang, Batusangkar. Sekolah itu hanya satu kelas saja, tetapi sesudah 3 tahun kemudian terpaksa ditutup kembali karena kekurangan tempat. Berbeda dengan Sekolah Adabiah, Madras School hanya membuka satu kelas saja yaitu kelas yang telah tinggi tingkatannya untuk membaca dan mempelajari kitab-kitab yang besar/tebal saja seperti tingkat tinggi pada Pengajian Kitab pada masa peralihan sebelumnya, tetapi dengan memakai sistem madrasah. Murid yang satu kelas pada Madras School diajak berdiskusi tentang mata pelajaran yang diajarkan. Kitab-kitab besar yang dimaksud adalah buku-buku yang tebal yang belum dipelajari pada tingkatan sebelumnya. Selama satu tahun itu mereka disuruh berdebat tentang isi buku tersebut sampai mereka mengerti dan memahaminya dengan baik. Kepada mereka tidak dipompakan lagi pengetahuan tentang Islam, tetapi mereka sendiri yang mencarinya dengan berdiskusi di bawah bimbingan guru.
Tamatan Madras School menjadi ulama yang luas pandangannya tentang Islam dan kehidupan manusia. Calon murid Madras School diterima dari tamatan pendidikan surau atau dari ulama yang ingin memperdalam ilmunya. Semua murid sudah merupakan orang yang berpengalaman di lapangan, baik sebagai guru maupun sebagai mubalig. Mereka masuk Madras School hanya untuk memperkuat ilmu yang telah mereka miliki. Walaupun hanya satu tahun lama pendidikannya, tetapi hasilnya mereka peroleh sangat banyak.

PGAI sudah didirikan pada tahun 1919, tetapi baru mendapat pengesahan pemerintah Hindia Belanda pada tahun 1920. Pelopor pendiri PGAI adalah Syekh M. Abdullah Ahmad, tokoh pembaharu pendidikan di Sumatera Barat. Di samping itu tokoh Islam Sumatera Barat lainnya banyak yang ikut mendorong pendirian organisasi ini, yang mendapat sokongan dari seluruh ulama, baik dari golongan muda maupun dari golongan tua. Di antara mereka yang ikut mendirikan PGAI itu seperti yang tercantum dalam Anggaran Dasarnya tahun 1921 terdapat ulama besar Sumatera Barat seperti Syekh M. Jamil Jambek dari Bukittinggi, Zainuddin Labai AI-Yunusi dari Padang Panjang, H. Abdul Karim Amarullah dari Padang Panjang, Haji Sutan lbrahim Parabek dari Bukittinggi, Haji Abdul Rusydi dari Maninjau, dan lain-lain yang semuanya berjumlah 15 orang. Tujuan PGAI seperti tercantum dalam Anggaran Dasar tahun 1921 adalah menjaga martabat, memperbaiki nasib, dan memberikan pertolongan kepada guru agama Islam, memajukan dan memperbaiki pengajaran agama Islam.
Mendirikan sekolah Islam, mengusahakan kebebasan dalam pengembangan agama Islam dan lain-lain sebagainya. Pada tahun 1929 PGAI sudah membeli tanah seluas 5,5 Ha. di Jati, Padang dan tahun berikutnya membangun Sekolah Normal Islam lengkap dengan asrama dan sebuah gedung untuk memelihara anak yatim.

Surau Jembatan Besi didirikan pada tahun 1914 oleh Syekh H. Abdullah Ahmad, Syekh Abdul Karim Amarullah atau yang lebih terkenal dengan nama Haji Rasul ikut menjadi guru. Setelah Syekh Abdullah Ahmad pindah ke Padang, Haji Rasul mengantikan sebagai pimpinan Surau Jembatan Besi yang membawa banyak perubahan atau pembaharuan. Pada tahun 1915 pada Surau Jembatan Besi didirikan Koperasi Pelajar atau inisiatif Haji Habib, dan setahun kemudian koperasi itu diperluas lagi oleh Haji Hasyim. Dengan didirikannya sebuah koperasi pada Surau Jembatan Besi kelihatanlah bahwa surau tersebut mempunyai sifat terbuka dan mau menerima sesuatu yang baru, karena pengaturan koperasi sudah dipengaruhi oleh pengetahuan Barat. Tetapi karena koperasi dianggap berguna dan menguntungkan, maka gagasan pendirian koperasi itu dapat diterima. Pada waktu itu koperasi merupakan sesuatu yang baru pada lembaga yang dikelola oleh Islam. Pada tahun 1913 Zainuddin Labai AL-Yunusi kembali ke Padang Panjang setelah menuntut ilmu dengan Syekh Abbas Padang Japang, Payakumbuh. Zainuddin Labai AL-Yunusi juga ikut menyumbangkan tenaganya sebagai guru pada surau tersebut dan tahun 1915 dia mendirikan Sekolah Diniah. Terpengaruh oleh sistem pendidikan yang dipergunakannya pada sekolah Diniah, maka dengan persetujuan Haji Rasul, Zainuddin labai AL-Yunusi mengajak pelajar-pelajar Surau Jembatan Besi membentuk suatu perkumpulan yang dinamakan "Makaraful Ichwan", untuk memperdalam pengetahuan tentang Islam dan berusaha menyelesaikan masalah Agama secara ilmiah dan persahabatan antara sesama penganut agama Islam. Pada tahun 1918 Zainuddin Labai AL-Yunusi, Jalaluddin Thaib dan Injiak Mandua Basa merubah nama Koperasi Pelajar Jembatan Besi dengan nama "Sumatera Thawalib" dengan memperluas ruang lingkup kegiatannya. Perubahan nama ini sekaligus merubah nama Surau Jembatan Besi menjadi nama Sumatera Thawalib. Perubahan nama tersebut diilhami oleh organisasi pemuda "Jong Sumatranen Bond" yang waktu itu sudah membuka cabangnya di Bukittinggi dan Padang, sedangkan Sumatera Thawalib juga berarti Organisasi Pelajar Sumatera.


Selanjutnya, dengan antusias Muhammad Jamil Jambek belajar pada ulama-ulama yang cukup terkenal dan pintar pada masa itu, diantaranya H. Abdullah Ahmad, Syekh Bafadhal, Syekh Serawak, Khatib Kumango clan Syekh Thaher Jalaluddin. Dari ulama yang terakhir ini, ia belajar ilmu falak. Pelajaran yang diperolehnya dad Syekh Thaher Jalaluddin ini menempatkan ia dikenal sebagai ahli falak yang termasyhur di Minangkabau pada masanya. Kehidupan Muhammad Jamil Jambek yang kemudian dipanggil Syekh Muhammad Jamil Jambek penuh dengan dinamika. Pribadi kontroversial pada awalnya, akibat hidayah dari Allah SWT. dan keinginan yang keras untuk merubah dirinya ke arah yang lebih baik, pada akhimya menjadikan ia menjadi putra terbaik yang pemah dimiliki Minangkabau. Namanya hingga sekarang dikenal sebagai seorang ulama yang memiliki otoritas keilmuan dlan juga dikenal sebagai ulama yang memiliki dedikasi yang sangat tinggi.
Tema sentral gerakan pembaharu gelombang kedua ini seperti halnya pembaharuan Islam gelombang pertama adalah penentangan terhadap sistem warisan di Minangkabau yang menyebabkan timbulnya konflik dengan kalangan ninik mamak serta juga pada akhirnya berhadapan berhadapan dengan sistem politik yang dijalankan oleh pemerintah kolonial Belanda. Akan tetapi gerakan pembaharuan Islam gelombang kedua di Minangkabau ini tidak memperlihatkan kekerasan sebagaimana yang dilakukan oleh gerakan pembaharuan terdahulu. Gelombang pertama ini lebih mengandalkan kekuatan pena dan perang urat syaraf ketimbang adu kekuatan fisik, baik dalam menghadapi kaum adat, pemerintah kolonial maupun menghadapi ulama-ulama tradisional.
Diskusi mengenai pembaharuan Islam di Minangkabau berarti secara tidak langsung menguak kembali aspek-aspek awal bagi pembaharuan Islam di Nusantara ini. Gerakan pembaharuan ini pada dasarnya adalah merupakan akibat logis dari ketidakpuasan terhadap pengamalan ajaran agama Islam yang telah melenceng dari ajaran yang sesungguhnya. Praktek-praktek khurafat merajalela. Disamping itu, timbul ketidakpuasan ulama pembaharu terhadap sistem sosial di Minangkabau dimana pihak mamak lebih besar peranannya dari Bapak yang timbul dari sistem garis keturunan matrilineal yang dianut oleh masyarakat Minangkabau. Gerakan pembaharuan agama pada permulaan abad ke-XIX M. Gerakan ini kemudian disebut dengan gerakan Paderi, sebagai bentuk gelombang pertama pembaharuan Islam di Minangkabau. Gelombang pembaharuan gelombang kedua terjadi pada permulaan abad ke-XX M. Gerakan ini, disamping merupakan gerakan pemurnian aqidah, lebih jauh merupakan pembaharuan sistem pendidikan dan pemumian pelaksanaan hukum Islam. Sebagai pemeran utama dalam gerakan pembaharuan Islam gelombang kedua di Minangkabau adalah Syekh Ahmad Khatib al-Minangkabawy, seorang putra Minangkabau yang aktivitas hingga akhir hayatnya dijalankannya di Mekkah. Sebagai "otak" dari pembaharuan Islam di Minangkabau ini, ia tidak terjun secara iangsung, akan tetapi pemikiran-pemikirannya lebih banyak disebarkan melalui murid-mundnya seperti H. Abdul Karim Amrullah (HAKA), H. Abdullah Ahmad, Syekh Muhammad Jamil Jambek, H. Muhammad Thaib Umar dan lain-lain. Syekh Muhammad Jamil Jambek sebagai salah seorang ulama pembaharu yang bergandengan dengan H. Abdul Karim Amrullah dan H. Abdullah Ahmad. Dalam kaitan dengan dunia pendidikan ini Syekh Muhammad Djamil Djambek adalah merupakan tokoh yang unik, la seolah-olah tidak begitu kelihatan dalam sejarah pendidikan pada dekade ini, oleh karena dari aktifitasnya tidak dibarengi dengan wadah pendidikan yang ia dirikan seperti yang dilakukan oleh teman-temannya yang lain. Walaupun pada saat-saat tertentu dan tidak begitu lama, Syekh Muhammad Jamil Jambek pemah juga memperkenalkan sistem pendidikan. Hal ini dilakukakannya setelah ia kembali dari Mekkah, di surau yang ia dirikan sendiri, yaitu di kawasan Tengah Sawah Bukittinggi.

Seperti yang telah dipaparkan diatas bahwa gerakan pembaharuan Islam gelombang kedua di Minangkabau ini lebih memfokuskan kepada pembaharuan di bidang sistem pendidikan. Seorang ulama, baik ia dikategorikan sebagai ulama tradisional maupun pembaharu, identik dengan pendidikan. Seorang ulama belum lengkap keulamaannya apabila ia tidak mengajarkan ilmu yang dimilikinya. Dengan kata lain, seorang ulama juga seorang berperan sebagai guru. Munculnya sekolah-sekolah modern dari kalangan ummat Islam pada dekade ini adalah merupakan refleksi dari keinginan untuk melakukan perubahan. Perubahan dalam bidang politik pada masa ini merupakan suatu hal yang tidak begitu mudah untuk dilakukan. Artinya, merubah ”nasib” bangsa Indonesia, khususnya masyarakat Minangkabau, dengan jalan masuk dalam dunia politik – politik sebagai fasilitas – sangat tidak memungkinkan pada masa-masa ini. Maka bidang pendidikanlah yang menjadi alternatif yang memungkinkan. Selanjutnya sejarah memperlihatkan bahwa Syekh Muhammad Thaib Umar mendirikan Madrass School, H. Abdul Karim Amrullah, H. Abdullah Ahmad dengan PGAI-nya dengan Sumatera Thawalib-nya, dan lain-lain. Sekolah-sekolah ini juga merintis pembaharuan sistem pendidikan di Minangkabau, walaupun pada dasamya belum menyamai sistem pendidikan kolonial, setidaknya telah dapat berperan sebagai sekolah altematif. Dan ini, sedikit banyaknya telah menggelisahkan pihak kolonial dengan aktifitas-aktifitas yang dijalankannya.


Namun perhatiannya tidak intens sepenuhnya pada pendidikan ini, sehingga wadah dan sistem pendidikan ini berakhir. Kemudian ia mengambil jalur yang lain dimana ia mengunjungi murid-muridnya dan bukan didatangi oleh murid-­muridnya. Syekh Muhammad Jamil Jambek melakukan hal ini dengan alasan bahwa akibat terjurusnya perhatian para ulama pada masa itu terhadap pendidikan, mengakibatkan lemahnya perhatian terhadap kepentingan rakyat banyak, khususnya mereka-mereka yang tidak mungkin dijangkau oleh wadah pendidikan tersebut. Sedangkan rakyat banyak itu merupakan sasaran yang amat penting. Selanjutnya, aspek yang menjadi pusat perhatian Syekh Muhammad Jamil Jambek pada awalnya adalah dakwah. Usaha-usaha positif yang dilakukaknnya melalui media dakwah ini terutama dalam penekanan pada aspek penanaman aqidah islamiah yang mantap. Bertolak dari pertimbangan ini, usaha yang dilakukannya bertitik tolak dari upaya untuk melakukan pemurnian aqidah yang telah banyak dipengaruhi oleh khurafat dan bid'ah serta usaha untuk merealisir ajaran Islam dalam semua segi kehidupan masyarakat.
Pelaksanaan dakwah yang dilakukan Syekh Muhammad Jamil Jambek tidak hanya terpusat di surau yang didirikannya. Ia sering melakukan perjalanan-perjalanan ke daerah-daerah tertentu seperti ke daerah Tilatang dan Kamang. Pelaksanaan dakwah seperti ini secara tidak langsung memperlihatkan bahwa Syekh Muhammad Jamil Jambek adalah ulama Waratsatul Anbiya' yang secara ikhlas dan bertanggungjawab untuk menyebarkan ilmu-ilmu yang dimilikinya. Syekh Muhammad Jamil Jambek berusaha untuk membuktikan bahwa menjadi ulama tidak selalu harus berada pada posisi "elit" pendidikan yang dicari oleh orang-orang yang membutuhkannya, akan tetapi juga berusaha memberikan dengan mengantarkan kepada yang membutuhkan. Suatu style yang jarang dipunyai oleh ulama-ulama pada masanya.

Keterlibatan Syekh Muhammad Jamil Jambek dalam dunia politik secara intens berawal dari diperkenalkannya kebijakan Goeroe Ordonantie. Dr. de Vries dari kantor Advisieur Inlandsche Zaken datang ke Minangkabau untuk menyusupkan kebijakan Goeroe Ordonantie ini. Kebijakan ini dicanangkan oleh pemerintah kolonial Belanda pada tahun 1905 yang mewajibkan setiap guru yang akan mengajar agama memiliki izin dari pemerintah. Kebijakan ini diberlakukan untuk mengawasi sistem pendidikan Islam di Indonesia. Peraturan ini sempat diubah pada tahun 1925 dengan hanya mewajibkan para guru agama memberitahu kepada pemerintah. Misi yang dibawa Vries ini mendapat tantangan yang sangat keras dari tokoh-tokoh terkemuka Minangkabau masa itu, terutama dari kalangan ulama. Orang terdepan dalam soal ini adalah H. Abdul Karim Amrullah (Haji Rasul). Dan agaknya beliau pulalah yang paling keras menantang diantara Trio Ulama pembaharu seperti Syekh Muhammad Jamil Jambek dan Abdullah Ahmad.
Syekh Muhammad Jamil Jambek kurang berani menyatakan ketegasannya dalam menolak kebijakan tersebut walaupun rapat-rapat untuk membicarakan hal ini dilaksanakan di surau beliau sendiri. Tentang sikap Syekh Muhammad Jamil Jambek lebih jauh Hamka menjelaskan :"Kalau yang akan dibicarakan disurau beliau itu agak "hangat", maka beliau akan "demam" pada hari itu" (Hamka, 1982: 280). Ketidaktegasan Syekh Muhammad Jamil Jambek menyikapi kebijakan Goeroe Ordonansi ini pada hakikatnya karena posisinya yang cukup dilematis. Beliau memiliki hubungan yang cukup baik dengan pemerintah kolonial Belanda. Lebih lanjut Hamka mengatakan : "lebih baik dan lebih untung baginya, sebab dia sakit dihari itu, sebab baginya serba sulit. Hubungannya dengan pemerintah Belanda amat baik. Dia beroleh bintang".

Kesulitan apa yang tergambar dari ucapan Hamka ini bukanlah diartikan sebagai sikap "mendua" yang terdapat pada diri Syekh Muhammad Jamil Jambek, akan tetapi merupakan taktik dalam menghadapi pemerintah kolonial Belanda. Prinsip bukan untuk mempertahankan "bintang" yang telah beliau peroleh. Tetapi setidaknya, sebagai seorang ulama yang berpengaruh pada masa itu, melalui Syekh Muhammad Jamil Jambek akan tercipta komunikasi dengan pihak pemerintah kolonial Belanda. Tentang sikap Syekh Muhammad Jamil Jambek yang sebenamya dalam merespon kebijakan ini tetap sejalan dengan teman-temannya para ulama yang lain.
Hamka mengatakan :"saya tahu betul pendirian ketiga beliau tidak berbeda" (Ibid, hal. 280). Dan yang paling penting untuk melihat posisi Syekh Muhammad Jamil Jambek dalam kasus ini, bukankah rapat-rapat ulama yang membicarakan masalah ini diadakan di surau beliau sendiri ?. Syekh Muhammad Jamil Jambek sebagai yang kita kenal merupakan figur ulama yang unik. Pengalaman-pengalaman hidupnya yang saling kontradiktif, apalagi dalam waktu yang relatif singkat untuk melakukan proses penyesuaian diri, pribadinya temyata sanggup untuk beradaptasi secara baik dan cepat. Lingkungan dan situasi dimana dirinya melakukan adaptasi itu telah dipilihnya melalui proses selektif secara lebih baik. Untuk selanjutnya menjadikan ia mampu menduduki posisi alas pada lingkungan tersebut yang pada hakekatnya sama sekali tidak tergambar pada lingkungan sebelumnya.

Pembaharuan Islam pada awal abad ke-20 M. adalah merupakan pembaharuan kedua yang corak serta versinya berbeda dengan pembaharuan pertama gerakan ulama-ulama Minangkabau yang disebut dengan Harimau Nan Salapan. Pembaharuan kedua ini lebih banyak memfokuskan pada pembaharuan Islam dalam bidang pendidikan, sekalipun sisa-sisa budaya khurafat dan takhayul masih dijadikan sasaran serta beberapa ketertinggalan masalah antara kaum adat dan kaum agama masih dipersoalkan. Para pembaharu abad ke-20 M. dihadapkan pada tantangan sistem pendidikan Belanda yang mengarah kepada kultur asosiasi terhadap Bumi Putera dengan memakai jalur pendidikan. Sistem politik pada ja;ur pendidikan ini disadari oleh kaum ulama pembaharu sebagai bahaya yang mengancam wadah dan sistem pendidikan agama. Lembaga-lembaga pendidikan Islam satu per-satu mulai ditinggalkan. Masyarakat mulai banyak mengarahkan perhatian mereka pada pendidikan barat yang menawarkan prospek-prospek yang baik terhadap masa depan. Altematif satu-satunya bagi ummat Islam saat ini adalah membenahi sistem pendidikan Islam. Berbagai konsepsi para ulama tentang pembaharuan pendidikan mulai pula diterapkan pada lembaga-lembaga pendidikan yang ada serta mendirikan sekolah-sekolah agama dengan sistem pengajaran yang tidak lagi menganut sistem belajar tradisional, demikian juga kurikulum pengajarannya mulai mendapat perhatian.
Di tengah gejolak semangat pembaharuan Islam dibidang pendidikan dan saat perhatian kalangan ulama terfokus untuk membenahi lembaga-lembaga pendidikan Islam yang ada, Syekh Muhammad Jamil Jambek mengambil konsep lain dalam bidang ini. Ia berusaha memperlihatkan bahwa pengajaran agama Islam ini adalah hak semua orang yang mengaku beragama Islam bukan terbatas pada kalangan-kalangan tertentu yang terjangkau oleh fasilitas-fasilitas lembaga-lembaga pendidikan, la memiliki konsep pendidikan yang dijalankan dalam bentuk dakwah, tabligh dan ceramah. Konsep ini menurutnya adalah merupakan cara yang efisien untuk pemerataan pendidikan agama terhadap masyarakat yang terdiri dari dari berbagai lapisan dan tingkat pengetahuan, mulai dari yang tidak tahu tulis baca hingga kepada kalangan masyarakat berpendidikan dan juga dari berbagai tingkatan sosial clan ekonomi.

Untuk menjalankan konsepsi ini tentunya baik sarana, kurikulum maupun cara pendekatannya, berbeda dari wadah-wadah pendidikan lain. Dalam kerangka inilah kita lihat betapa Syekh Muhammad Jamil Jambek telah mampu memperlihatkan kemampuan prima dimana kehadirannya diterima dengan baik oleh lingkungan sosialnya. Terhadap pelajaran dan pengajaran yang diberikannya jarang terjadi sikap pro dan kontra. Pihak-pihak khalifah tarekat banyak yang menuntut ilmu pada beliau, padahal waktu itu ia termasuk tokoh yang mengecam praktek tarikat. Konsep pendidikan agama Syekh Muhammad Jamil Jambek ini merupakan suatu altematif terbaik setidaknya bagi masyarakat lokal (baca: Kurai) hingga sekarang. Hal ini bisa dilihat dari perkembangan terakhir, walaupun didaerah ini lembaga-lembaga pendidikan telah berkembang dengan baik, namun sistem pengajian dan ceramah model Syekh Muhammad Jamil Jambek ini tetap bertahan. Di suraunya di kawasan Tengah Sawah Bikittinggi, sampai saat ini sekali dalam seminggu diadakan jama'ah tetap yang khusus mempelajari ilmu-ilmu keagamaan. Pengikut jama'ah pengajian ini tidak saja berasal dari Bukittinggi akan tetapi juga berasal dari daerah-daerah disekitar Bukittinggi. Jama'ah pengajian ini sekarang dipimpin oleh anak Syekh Muhammad Jamil Jambek, Djamilah Jambek, tetap mempertahankan pola dan karakteristik pengajian yang dilakukan oleh Syekh Muhammad Jamil Jambek.


Kekuatan lain yang terdapat pada Syekh Muhammad Jamil Jambek adalah kemampuannya dalam bidang ilmu falak.
Kemampuan ini telah menempatkannya pada posisi perintis pengembangan ilmu ini di Indonesia. Hal yang demikian dapat dilihat dari buah karyanya, baik dar hasil perhitungan hisab yang ia keluarkan, maupun murid­-muridnya yang pada saat ini cukup dikenal dengan hasil perhitungan hisabnya di Indonesia. Konsep dan usaha Syekh Muhammad Jamil Jambek baik dalam bidang pendidikan agama maupun pada bidang ilmu falak, dalam skala yang luas tidak dapat dipisahkan dari perkembangan pendidikan di Indonesia. Apa yang telah ia perbuat bagi masyarakatnya di Bukittinggi khususnya dan Minangkabau pada umumnya, baik sebagai ulama pelopor pendidikan melalui dakwah dan tabligh maupun sebagai ulama pembaharu Islam yang menonjol dalam bidang ilmu falak --- sebagai ilmu yang langka dimiliki oleh ulama-­ulama seangkatannya -- telah memberikan warna tersendiri bagi perkembangan agama Islam dalam perkembangan sejarahnya di Indonesia.
(c) Tim Peneliti FIBA IAIN Padang