Bundacerdas

Foto saya
Bundacerdas yang berhasil peroleh tambahan penghasilan demi buah hati

bisnis sambil ngantor dengan modal awal Rp 49.900,-

Senin, 09 Januari 2012

Mudah menilai kelemahan orang lain

Ini kejadian di kantor pertamaku.
Berawal dari obrolan santai antara dosen senior, aku, dan kolegaku.
Obrolan santai karena aku menyambi kerja menyiapkan kebutuhan ujian.
Sampai pada satu titik obrolan mulai membahas kinerjaku sebagai panitia ujian, suasana jurusan yang tidak ada lagi kehangatan dan keakraban, daaaan adanya protes dari beberapa dosen terhadap absensi tandatangan mereka yang dicoret!! artinya mereka dianggap tidak hadir/memberikan ttd palsu.
Di kantor pertamaku, menghitung uang makan PNS /hari masih menggunakan ttd manual, walopun ada alat utk cap jempol, tapi tetap yang dihitung yg manual.
apa kelemahan dari sistem manual?
pertama: Ada celah untuk berbuat tidak jujur. maksudnya?
beberapa dosen menandatangani absen di rapel beberapa hari. contoh hari senin datang ke kantor kemudian absen dirapel untuk 2-3hari ke depan. padahal oknum ini tidak muncul di kantor.
kedua: menimbulkan kong-kalingkong antara oknum dosen dan oknum petugas pemeriksa absen.
Aku menulis ini berdasaran fakta pengalaman sendiri.
Sehubungan dengan kejujuranku melakukan "kesalahan" tidak menitipkan ttd ku ke oknum petugas pemeriksa ttd, maka absensiku yang bolong itu diteruskan dilapor ke atasan. Sampai hari ini di kantor, usulan kenaikan pangkatku masih ditahan oleh pimpinan dikarenakan kesalahanku tidak hadir dan tidak absen.Jelas dong aku kan gak hadir, gak mungkin absen, emanganya aku bisa muncul di dua tempat dalam waktu bersamaan?...haha,
Semoga Allah SWT memberikan beliau kemurahan hati untuk selesai menghukumku karena sudah hampir 3 bulan usulan kenaikan pangkatku masih ada di meja beliau (belum diproses lanjut).
Yang jadi pertanyaan aku, bagaimana caranya oknum dosen mengetahui ttdnya di coret ya? *heran.com*
Padahal absensi itu tiap hari usai jam kantor dari jurusan dianter ke fakultas.
semestinya tidak bisa dilihat lagi ada pencoretan atau tidaknya karena sudah "disimpan" di fakultas. Iiiiih...dasar oknum. Tau aja celah untuk intip-intip.

Obrolan ttg kinerjaku...
Fyuuuuh...
Ibarat pertandingan. lebih pinter penonton daripada pemain.
Kesalahan fatalku absensi.
Aku punya alasan antara memilih ASI eksklusif dan mengantor.
Tentu saja kupilih ASI eksklusif karena tabungan masa depan Shafa.
Gak mungkin waktu bisa diputar kembali.
Mereka juga tau rumahku di cibubur dan kantorku di bandung.
ASI ku gak bisa diperah untuk disimpan di botol.
Tapi alhamdulillah, karena memilih ASI, aku tidak menyesal kalopun mesti dikasuskan, aku terima dan jalani saja.Allah SWT Maha ADIL!
Terkadang yang membuat sedih ucapan-ucapan orang yang sok peduli atau sok lebih pandai menjalani hidup dengan posisiku seperti ini.
Pernah ada pertanyaan: "udah tau suami tentara pindah-pindah, kenapa pilih kerja jadi PNS di bandung?"
Haaaah!!!
Dia baru kenal aku satu hari, sudah bisa memberikan pertanyaan seperti itu?
Astagfirullah...
Balik lagi, semua rezeki dari Allah SWT.
Alhamdulillah aku bisa meraih cita-citaku untuk meneruskan sejarah keluarga yang sudah 4 keturunan jadi tenaga pengajar/pendidik.
Alhamdulillah aku masuk PNS gak pake koneksi apalagi sogokan uang.
Alhamdulillah berkat dukungan ayahbundaku tersayang, aku sudah dibelikan rumah oleh suamiku. Gak pake ngontrak apalagi tinggal dirumah mertua. Bangga? boleh dong berbangga. karena kata mamah dedeh yang namanya "rumah" ketika sudah berumah tangga yaitu rumah istri yang dibelikan suami. Kalo dari orangtua, jatohnya rumah warisan. kewajiban suami kan untuk menafkahi istri lahir batin termasuk sandang, pangan, dan papan.Alhamdulillah...
Alhamdulillah sampai hari ini aku masih bisa berkumpul dengan kedua orangtuaku, adikku, anakku, dan suamiku. Walopun bukan tiap malam, bukan tiap hari bertemu, namun pertemuan kami cukup berkualitas.

Sedih pastinya disaat sudah aktif bekerja, masih saja ada orang mencari-cari kesalahanku.
Tapi mungkin juga itu sifat manusia ya.
Gak senang liat orang lain "terlihat" serius namun santai menjalani hidup.
Pandainya hanya mencari kelemahan orang lain.
Pandainya hanya menuntut kinerja orang lain.
Tong kosong nyaring bunyinya!!!
Menutupi kesalahan diri sendiri dengan mencari-cari kesalahan orang lain.
Astagfirullah...

Segala sesuatu pasti ada hikmahnya
Aku percaya itu.
Apa hikmah dari situasi ini...
Aku selalu berniat memberikan yang baik untuk kinerja di kantor pertama.
Biarlah mereka yang senang mencari kelemahanku terus saja dengan kata-katanya karena mulut ya mulut mereka. Toh diantara banyak kolega di kantor, masih ada kok yang merespon untuk mendukung aku.
Kantor bisa saja pindah (terus dan terus diusahakan) tapi statusku sebagai PNS semoga sampai akhir hayatku kelak...amiiiiiiin

Tetap semangat seperti semangatnya ORIFLAME sebagai kantor keduaku.
Go Manager!!!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar